NARASIBARU.COM - Pemilu 2024 kian dekat. Para bakal calon anggota legislatif (bacaleg) telah mendaftarkan dirinya ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 1-14 Mei 2023.
Meski bukan hal baru dalam pemilu-pemilu sebelumnya, kursi legislatif kini semakin diminati oleh kalangan artis.
Beberapa wajah baru terlihat ikut mendaftar bacaleg pada Pemilu 2024, seperti Opie Kumis, Uya Kuya, Denny Cagur, Melly Goeslaw, Narji, dan Andhika "Kangen Band".
Baca juga: Daftar Artis yang Sudah Daftar Bakal Caleg untuk Pemilu 2024
Fenomena psikopolitikMenganggapi fenomena makin banyaknya artis coba peruntungan ikut pemilu, analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun memberikan pandangannya.
Menurut Ubedillah, setiap warga negara sebenarnya berhak memilih dan dipilih dalam pemilu, termasuk para artis.
Namun, mulai banyaknya artis yang mendaftar sebagai bacaleg menunjukkan efek fenomena psikopolitik.
"Semacam efek psikologis dari contoh artis sebelumnya yang berkarier di politik yang dinilai sukses," kata Ubed kepada NARASIBARU.COM, Senin (15/5/2023).
Menurutnya, hal ini akan berbahaya jika penilaian sukses hanya dinilai dari sisi kekayaan material, sehingga mendorong mereka untuk terjun ke dunia politik.
Sebab, mereka lebih termotivasi oleh keberhasilan finansial dibandingkan memperjuangkan aspirasi rakyat sebagai konstituen.
"Artinya ada semacam pemahaman bahwa menjadi anggota dewan itu sebagai pintu untuk banyak mendapatkan keuntungan finansial," jelas dia.
Baca juga: Deretan Artis yang Jadi Caleg DPR RI Partai Nasdem: Dari Penyanyi hingga Pemain Sinetron
Motif artis terjun ke politikUbed menuturkan, banyaknya artis yang kini terjun ke dunia politik juga bisa disebabkan oleh motif prestise.
Ia menyebut, beberapa di antara mereka mungkin beranggapan bahwa menjadi anggota DPR lebih terhormat dibandingkan artis.
"Sehingga mereka berbondong-bondong menjadi caleg untuk pemilu 2024," ujarnya.
Baca juga: Sering Dipakai Gowes Jokowi, Berapa Harga Sepeda Bambu Spedagi?
Kegagalan partai politikMenurut Ubed, kehadiran para artis di dunia politik ini juga menunjukkan kegagalan partai politik dalam melahirkan kader berkualitas yang mampu mendulang suara pada pemilu.
Kondisi ini membuat mereka menjaring publik figur seperti para artis untuk mendongkrak suara mereka.
"Jadi menempatkan artis sebagai vote getter atau pendulang suara partai. Sepertinya alasan ketiga ini menjadi yang paling dominan," kata dia.
Kapasitas artis sebagai anggota legislatifPadahal menurut Ubedillah, ada hal lebih penting bagi partai yang banyak merekrut artis menjadi caleg, yakni menyiapkan kapasitas artis untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota dewan jika terpilih.
Khususnya, fungsi mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat dan legislasi atau membuat undang-undang.
"Berbahaya jika artis terpilih menjadi anggota dewan tetapi kerjanya hanya duduk, diam, dan pamer busana. Saya kira hal itu sangat tidak diharapkan oleh rakyat," tuturnya.
"Apalagi jika sepanjang menjabat anggota dewan tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memperjuangkan rakyat banyak. Ini bisa merugikan konstituen atau rakyat yang memilihnya," ungkap dia.
Baca juga: Sejumlah Artis dan Akademisi Jadi Bacaleg PDI-P: Ada Denny Cagur, Once Mekel, dan Mbah Rono
Sumber: kompas.com
Artikel Terkait
Viral Video yang Diklaim IKN Banjir dan Hampir Tenggelam, Ini Penjelasan Otorita
Istri Bobon Santoso Tak Tahu Suami Mualaf, Kaget saat Komentari Video, Kini Saling Unfollow
Viral Rekrutmen BUMN 2025 Wajib Lulusan 10 Kampus Terbaik di Indonesia, Netizen: Gini Amat Nyari Kerja
Media Asing Soroti Nasib Warga Indonesia Sudah Kerja Tahunan tapi Penghasilan Tetap Sama