Jakarta: Pakar hukum tata negara Denny Indrayana kembali melontarkan kritik keras kepada Presiden Joko Widodo. Kali ini melalui sebuah puisi Denny mengkritik Jokowi yang memakai perangkat penegak hukum untuk kepentingan politik.
Puisi ini dibuat Denny sehari setelah Kejaksaan Agung menetapkan Johnny G Plate sebagai tersangka yang dibarengi penahanan. Johnny terjerat kasus korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 2, 3, 4 dan 5 BAKTI Kominfo.
Puisi berjudul Korupsilah dalam Pelukan Koalisi diunggah Denny akun Instagramnya @dennyindrayana99 pada, Kamis, 18 Mei 2023. Salah satu bait puisi tersebut menyebut bagaimana hukum justru dipakai untuk menebas oposisi.
Berikut puisi mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini.
Korupsilah dalam Pelukan Koalisi
Denny Indrayana
Inilah kisah sensasi
Kala korupsi punya kawan bernama koalisi
Ketika korupsi punya lawan bernama oposisi
Korupsilah, tapi dalam pelukan oposisi
Karena jika nekat dibarisan oposisi
Korupsi berarti bunuh diri
Inilah kisah sensasi
Ketika anda diborgol karena beda posisi
Sedang yang di Istana bebas ngobrol diskusi
Strategi kontestasi sambil minum kopi
Jadi masalahnya bukan korupsi
Salahnya ketiga membentuk barisan sendiri
Tiba-tiba meloncat ke opisisi
Mencelat keluar dari strategi
Jadilah konsekwnsi
Tangan tak bergerak dikunci
Inilah cerita, Kenapa Dia?
Karena Nasdem Partainya
Karena Surya Paloh Ketuanya
Karena antitesa Anies Capresnya
Kalau Capresnya Pranowo atau Prabowo
Widodo tak akan murka
Tak akan ada restu jadi tersangka
Korupsikah Dia?
Bukti yang harusnya bicara
Jaksa dan KPK harusnya bebas merdeka
Jangan mereka dalam genggam kuasa
Aliran dana tidak akan dibongkar semua
Karena ada suami Sang Madam di sana
Karena petugas partai Istana
Tak akan bernyali melawan kroni oligarki yang berpesta-pora
Karena membongkar korupsi sejati
Ibara menepuk gemericik air memercik ke muka sendiri
Presiden Jokowi,
Ini permainan strategi apa lagi?
Ini cawe-cawe gaya mana lagi?
Kenapa Dewi Keadilan jadi punya mata
Tapi tidak punya hati
Pak Jokowi,
Kenapa pedang hukum dijadikan senjata negosiasi
Hanya menebas putus oposisi
Tetapi melepas bebas koalisi
Ketika sumbangan uang kampanye kompetisi
Menjadikan oligarki mendapat bunker proteksi
Seorang kawan bilang,
Biarkan saja mereka saling membongkar borok diri
Korupsi akan terkuak lebar, ketika kolusi pecah kongsi
Saya bilang jangan!
Karena hukum tidak kenal diskriminasi
Karena hukum anti-kriminalisasi
Kendati atas nama pemberantasn korupsi
Karena hukum di Negeri ini
Seharusnya menghukum mati
Semua pelaku korupsi
Tidak peduli oposisi ataupun koalisiMelbourne, 18 Mei 2023
Baca juga: Tak Cuma Cawe-cawe, Heboh Jokowi Jadi Pembisik Nama Capres dan Cawapres
Sebelumnya, Denny juga melontarkan pernyataan terbuka soal cawe-cawe politik Jokowi yang mengatur pertemuan pimpinan partai di luar pendukung Anies Baswedan. Denny sudah gembar-gembor soal sikap licik Jokowi ini dalam sebuah tulisan berjudul "Bagaimana Jokowi Mendukung Ganjar, Mencadangkan Prabowo, dan Menolak Anies". Tulisan itu ia unggah melalui laman Integritylawfirm.com pada Senin, 24 April 2023.
"Presiden Jokowi tentu boleh punya preferensi capres jagoannya. Tetapi, menggunakan pengaruh dan kekuatan kepresidenannya untuk menjegal bakal capres yang lain, seharusnya tidak dilakukan. Demokrasi dan Pilpres 2024 akan dicatat sebagai pemilu yang penuh rekayasa politik yang kotor, dan itulah legacy Presiden Jokowi yang harus dihentikan, sebelum menjadi kenyataan," kata Denny dalam tulisannya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news NARASIBARU.COM
Sumber: medcom.id
Artikel Terkait
Link Video Syur Bu Bidan Rita Viral di Media Sosial, Berujung Senasib dengan Bu Salsa?
Menteri Bahlil Mau Perangi Mafia Migas, Minta Doa dan Dukungan Ulama Tebuireng
Pengacara Klaim Duterte Diculik karena Dendam Politik
Tersebar Puluhan Video Pribadi di Internet, Bidan Rita Masih Menjadi Misteri