Ganjar 'Dijodohkan' dengan Nasaruddin Umar, Diprediksi Pengaruhi Prabowo dan Anies

- Jumat, 19 Mei 2023 | 10:30 WIB
Ganjar 'Dijodohkan' dengan Nasaruddin Umar, Diprediksi Pengaruhi Prabowo dan Anies

NARASIBARU.COM, Jakarta - Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memiliki nama pendamping alias bakal calon wakil presiden (bacawapres) hingga saat ini.

Sederet nama seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD pernah disebut-sebut sebagai bacawapres Ganjar.

Belakangan, muncul nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Nama Nasaruddin langsung mencuat ke permukaan. Adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP yang mengakui tengah mengelus-elus nama Nasaruddin sebagai bacawapres Ganjar.

Hal ini diamini oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy. Pria yang akrab disapa Rommy itu mengatakan Nasaruddin termasuk tokoh bangsa yang cocok untuk Ganjar.

“Kyai Nasarudin Umar termasuk tokoh bangsa yang dielus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar,” kata Rommy, seperti dikutip Tempo, Selasa, 16 Mei 2023.

Rommy menyebutkan sejumlah kriteria yang dimiliki oleh Nasarudin sehingga dianggap cocok untuk Ganjar. Menurut dia, Nasarudin merupakan tokoh luar Pulau Jawa, memiliki sifat keagamaan yang moderat, serta bisa diterima oleh banyak kalangan.

“Kyai Nasar memiliki kriteria yang sesuai, yaitu tokoh luar Jawa, memiliki warna keagamaan yang moderat, Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama, dan bisa diterima luas oleh banyak kalangan,” ujar Rommy.

Komentar Ganjar dan Nasaruddin

Sementara Ganjar mengaku telah cukup lama mengenal sosok Nasaruddin. Ganjar mengatakan bahwa hubungan mereka baik. “Saya kenal dengan beliau cukup lama,” ujar Ganjar kepada wartawan usai menghadiri rangkaian acara kunjungan di Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 18 Mei 2023.

Ketika disinggung mengenai kabar bacawapres untuk mendampingi dirinya, Ganjar mengatakan belum ada pembahasan yang mengerucut ke arah pencalonan wakil presiden.

“Belum, cawapres mah antarpartai nanti akan bicara. Jadi, pada saatnya, ketika kerja sama antarpartai sudah mulai terjadi, mengerucut, pasti akan dibicarakan (tentang cawapres),” kata Ganjar.

Sementara Nasaruddin mengaku tidak pernah bermimpi untuk jadi bacawapres pada gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Nasaruddin menyatakan hanya ingin bekerja di balik layar. Ia mengaku senang dengan apa yang dilakukan saat ini untuk menciptakan kesejukan, kedamaian, dan ketenangan antarumat.

“Hahaha. Saya nggak pernah bermimpi ke arah situ. Saya hanya ingin bekerja di balik layar saja,” kata Nasaruddin, seperti dikutip Tempo, Selasa, 16 Mei 2023.

Menurut dia, tugasnya sebagai tokoh agama adalah menciptakan kerukunan dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat. Dia bercerita, Indonesia dipandang sebagai negara yang luar biasa di kancah internasional.

“Itu tidak mungkin diperoleh semua tanpa ada ketenangan, perdamaian, persatuan, dan kesatuan,” kata dia.

Selanjutnya: Diprediksi ubah peta konstelasi

Diprediksi ubah peta konstelasi

Pakar politik dari Universitas Bengkulu Panji Suminar menyebut munculnya nama Nasaruddin sebagai bacawapres dapat mengubah peta konstelasi di Pilpres 2024.

"Dengan munculnya nama Imam Besar Masjid Istiqlal ini yang dihembuskan berpasangan dengan Ganjar Pranowo itu mempengaruhi konstelasi pasangan pilpres tidak hanya pasangan Ganjar saja, tapi juga pasangan Prabowo dan Anies Baswedan juga," kata Panji di Bengkulu, Rabu, 17 Mei 2023.

Munculnya nama Nasaruddin, kata dia, merupakan representasi warga Nahdlatul Ulama atau NU. Hal ini, menurut Panji, akan mempengaruhi rencana pasangan Prabowo-Muhaimin Iskandar yang diusung Koalisi Indonesia Raya.

"Muhaimin juga representasi NU, tapi dengan hadirnya nama Nasaruddin Umar, itu merugikan Prabowo kalau tetap berpasangan dengan Muhaimin," kata dia.

Prabowo, menurut dia, harus mencari calon lainnya yang bukan representasi NU agar tidak lnagsung berhadap-hadapan dengan pasangan Ganjar-Nasaruddin," ujar dia.

Menurut Panji, daya tarik pemilih Nasaruddin lebih unggul dari Muhaimin karena mantan Wakil Menag itu tidak terafiliasi partai politik. "Benar-benar murni hanya sebagai ulama yang tentunya bisa dianggap mewakili suara NU kultural," ujar dia.

Sedangkan, sosok Muhaimin Iskandar lebih pada sisi NU struktural, Cak Imin memiliki kekuatan karena posisinya sebagai pemimpin partai politik.

"Yang paling banyak di NU tentu yang kultural dibanding struktural. Kalau Ganjar jadi dengan Nasaruddin artinya ini mengulang model seperti periode pilpres Jokowi berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin," kata dia lagi.

Tidak hanya soal bacawapres Prabowo, kehadiran Nasaruddin juga akan mempengaruhi pilihan bacawapres Anies Baswedan. Menurut Panji, pilihan Khofifah Indar Parawansa sebagai bakal cawapres Anies mesti dicoret.

"Kalau tetap memilih cawapres lain representasi NU tentu Anies mengambil keputusan kurang tepat sementara Ganjar sudah berpasangan dengan Nasaruddin Umar. Jadi, Anies bisa menjatuhkan pilihannya ke AHY untuk meraup suara di Jawa Timur," ujarnya.

M ROSSENO AJI | IMA DINI SHAFIRA

Pilihan Editor: Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Sumber: tempo.co

Komentar