NARASIBARU.COM - Kementerian Kesehatan mengumumkan tentang maraknya penyebaran Covid-19 belakangan ini.
Mereka mengumumkan bahwa terdapat Covid-19 varian JN 1 yang telah terdeteksi di Jakarta dan Batam.
Karena itu, masyarakat tentu harus mengenal dan mewaspadai varian yang bisa mengancam tersebut.
Baca Juga: Horee! Titik Kemacetan Bogor Bakal Berkurang, Presiden Jokowi Baru Saja Resmikan Jembatan Otista
Dilansir NARASIBARU.COM dari situs Prevention.com, varian JN 1 sendiri merupakan turunan dari salah satu varian besar.
''JN 1 adalah varian Covid-19 yang merupakan turunan dari BA 2 86 yang merupakan varian lainnya dari Omicron,'' ujar Amesh Adalja, seorang peneliti senior di Johns Hopkins Center.
Gejala-gejala dari varian tersebut antara lain demam, batuk, sesak napas, nyeri otot, sakit kepala, hilangnya indra perasa dan penciuman, sakit tenggorokan, mual dan muntah, hingga diare.
Baca Juga: Razia Tempat Hiburan Malam, Sat Narkoba Polres Payakumbuh Tes Urine Karyawan dan Pengunjung
Varian ini diketahui sudah menyebar di beberapa negara, mulai dari benua Amerika, Eropa, hingga Asia.
Thomas Russo, profesor sekaligus peneliti Universitas Buffalo, menyebutkan tentang proses penyebaran varian tersebut.
''Beberapa data menunjukkan bahwa JN 1 yang merupakan turunan BA 2 86 mungkin akan lebih mudah menyebar dibandingkan varian sebelumnya,'' ujar Russo.
Baca Juga: Sekjend PDI Perjuangan Hasto Klaim Jokowi Tetap Dukung Ganjar, TKN Prabowo: Semua Bisa Klaim
Hanya saja, beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa penyebaran pertama BA 2 86 tidak benar-benar menyebar secara parah.
Meski hanya menyumbang sekitar 0,1 persen dari penderita Covid-19, varian ini tetap harus diwaspadai.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
AS Kehilangan Jet Tempur Seharga Rp1 Triliun di Laut Merah
Detik-detik Jaksa Temukan Gepokan Dolar Singapura hingga Emas Batangan di Rumah Makelar Kasus Zarof Ricar
Guru Biologi SMAN di Bandung Minta Maaf usai Minta Siswa Gambar Alat Kelamin Sendiri
Alasan KSAL Minta Tunggakan Rp 3,2 Triliun ke Pertamina Diputihkan