Sehingga data yang terungkap oleh bacapres Koalisi Perubahan itu menunjukkan masa Pemerintahan SBY lebih unggul.
Padahal, katanya melalui sebuah video yang beredar di media sosial, ditambah jalan desa yang dibangun selama sembilan tahun masa Jokowi yang mencapai 316 ribu km, pemerintahan sekarang lebih panjang membangun jalan gratis dibanding sebelumnya.
“Dengan demikian, kalau kita menyampaikan data secara utuh, pembangunan jalan tidak berbayar pada masa Presiden Jokowi, mulai jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan jalan desa, maka angkanya adalah sekitar 340 ribu kilometer. Jauh di atas pembangunan jalan tidak berbayar pada era sebelumnya. Terima kasih,” katanya dalam video berdurasi 4 menit.
“Itu catatan saya. Terima kasih kepada Mas Anies Baswedan yang sudah menarik gagasan kontestasi kepemimpinan menuju kepada kontestasi gagasan. Hanya mohon, data-data disampaikan secara utuh, jangan setengah-setengah,” tutup mantan Gubernur NTB, yang sebelumnya pernah aktif di Partai Golkar, Demokrat, dan PBB ini.
Tuan Guru Bajang yg juga seorang ulama menyayangkan sikap @aniesbaswedan yg ga jujur soal data yg dia sampaikan terkait pembangunan jalan era SBY dan Jokowi.
— Chusnul ch💞timah (@ch_chotimah2) May 21, 2023
Bantu retweet biar kebenaran ini sampai ke seluruh rakyat Indonesia.
Terimakasih.💞 pic.twitter.com/Xnz5Zs3GEQ
Bantahan tokoh yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) tersebut menuai respons dari banyak kalangan.
Terutama dari para politikus Demokrat, partai yang dibesut SBY, Presiden RI ke-6 yang memerintah selama dua periode sebelum Jokowi.
Salah satunya Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Irwan. Melalui akun Twitter-nya, @irwan_fecho, dia menegaskan, bermaksud membantah data BPS yang disampaikan Anies Baswedan, tetapi justru itu adalah blunder paling ceroboh dari seorang TGB.
Pertama, urainya, TGB gagal membantah data BPS yang mengukuhkan SBY memang membangun jalan nasional, juga jalan daerah, jauh lebih panjang dibanding Jokowi.
“2. TGB gagal meyakinkan masyarakat bahwa tidak benar Jokowi tidak memperhatikan jalan gratis untuk rakyat,” cuitnya, Senin, 22 Mei 2023.
Yang menarik lagi bagi anggota Komisi V DPR RI yang membidangi masalah infrastruktur ini, alih-alih mengkomparasikan data yang disampaikan Anies, TBG malah melarikan perdebatan ke pembangunan jalan desa, yang memang sejatinya tidak masuk data BPS karena sebagian besar jalan desa itu masuk dalam jalan kabupaten.
“TGB mengatakan 316.000 Km jalan desa telah dibangun Jokowi (TGB tidak menyampaikan sumbernya darimana). Anggaplah angka itu benar maka tentu ini yang dimaksud bukan membangun jalan baru tetapi pembangunan disini meliputi (konstruksi, rekonstruksi, preservasi juga pemeliharaan),” cicitnya.
Malah kalau mau dibandingkan jalan desa yang dibangun era SBY, Jokowi masih kalah.
Karena, sambungnya dengan merujuk data yang dilansir setkab.go.id, Pemerintahan SBY selama 10 tahun justru berhasil membangun jalan desa melalui PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri sepanjang 1,13 juta km tanpa adanya UU Desa.
“Ini bicara keberpihakan pada rakyat sejak awal menjabat,” ungkap politikus muda ini.
Dengan demikian, semestinya jalan nonberbayar alias jalan gratis di zaman Jokowi baik jalan nasional juga jalan daerah bertambah signifikan.
“Jangankan bertambah signifikan, bahkan kemantapan jalan disemua status jalan dalam kondisi menurun akibat kesalahan prioritas kebijakan infrastruktur Jokowi 9 tahun ini,” tutupnya.
TGB bermaksud membantah data BPS yang disampaikan mas @aniesbaswedan tetapi justru itu adalah blunder paling ceroboh dari seorang TGB.
— Irwan Fecho (@irwan_fecho) May 21, 2023
1. TGB gagal membantah data BPS yang mengukuhkan bagaimana bapak SBY memang membangun jalan nasional juga jalan daerah jauh lebih panjang dari…
Berapa panjang jalan desa yang menurut Tuan Guru Bajang sudah dibangun Presiden Jokowi? Katanya 300 ribu KM? Mengesankan, bukan? Tapi itu cuma berapa persen dari capaian di masa Presiden SBY?
— Rachland Nashidik (@rachlannashidik) May 21, 2023
Dengan program PNPM Mandiri, Jalan Desa dibangun di masa Presiden SBY: 1, 13 juta KM. pic.twitter.com/tKPGhPaeW8
Minta TGB pelajari dulu hasil pembangunan jalan perdesaan dari program PNPM Mandiri era SBY. 1,13 juta km jalan perdesaan terbangun di era SBY melalui program PNPM Mandiri.
— Ossy Dermawan (@OssyDermawan) May 21, 2023
Baca di https://t.co/3CqaB5F4nP https://t.co/DXOmCumf8n pic.twitter.com/YTX0VbmQTL
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan mengkritik Pemerintahan Jokowi yang lebih memprioritaskan pembangunan jalan tol dibanding jalan nasional tidak berbayar yang memberikan kesetaraan kepada semua rakyat untuk memanfaatkannya.
Saat menyampaikan Pidato Kebangsaan pada acara peringatan puncak Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 20 Mei 2023, bakal calon presiden usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini pun membandingkan dengan era Pemerintahan SBY, yang menjabat selama dua periode 2004-2014.
Merujuk pemberitaan dari Kata Data edisi 12 Mei 2023 Cek Data: Perbandingan Kondisi Jalan Era Jokowi vs Presiden Sebelumnya, Anies menyebut Pemerintah Jokowi yang memimpin Indonesia sejak 2014 sampai saat ini berhasil membangun jalan tol sepanjang 1.569 km atau 63 persen dari total seluruh jalan tol yang beroperasi di Indonesia, 2.499 km.
Artinya, Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan pemerintahan periode-periode sebelumnya.
Sementara jalan pembangunan jalan tak berbayar, baik jalan nasional, jalan provinsi ataupun jalan kabupaten, pada periode Jokowi, yang baru akan berakhir 2024 mendatang, terbangun 19.000 km.
Angka tersebut jauh di bawah era Pemeritahan SBY yang berhasil membangun jalan sepanjang sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat dibanding masa Jokowi.
Perbedaan semakin mencolok kalau dibandingkan pembangunan jalan tingkat kewenangan.
Pembangunan jalan nasional pada era Jokowi yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat 590 km. Sementara masa SBY 11.800 km atau 20 kali lipat.
“Kita belum bicara mutu, kita belum bicara standar dan lain-lain,” kata Anies ketika itu. [IndonesiaToday/KBA]
Sumber: kbanews.com
Artikel Terkait
Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp 71 Triliun Jadi Rp 171 Triliun
Usai Panggil Sayang ke Pria, Beredar Video Dokter Oky Pratama Suapi Makan Robby Purba
Bahlil: Ada Isi LPG 3 Kg Tidak Sesuai Standar, Berkurang Menjadi 2,5 Kg
ANEH! Rektor UI Ngotot Bela Bahlil: Guru Besar Dilawan-Rahasiakan Materi Revisi Disertasi