Lady Tak Tahan Punya Suami Brondong

RADARSEMARANG.ID, SEBELUM menikah perlu mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot pasangan. Takutnya di tengah jalan, tidak satu visi lagi, hingga pernikahan berujung ambyar di Pengadilan Agama.

Ini seperti yang dialami John Dori, 21, dan Lady Sandi, 26. Keduanya menikah karena dijodohkan. Maksud orang tua mereka baik. Ingin anak-anaknya bahagia.

Saat itu, Lady hanya pasrah dengan kehendak orang tuanya. Ia tidak berani melawan. Takut disebut sebagai anak durhaka.

Setelah bertemu dengan John, keduanya menjalani taaruf selama tiga bulan. Saling berkenalan melalui handphone tanpa bertemu. Setelah itu, keduanya sepakat melangsungkan pernikahan.

Namun belum genap tiga tahun, pernikahan keduanya kandas di tengah jalan. Usia John lebih muda dari Lady. Tingkahnya masih seperti anak kecil. Sedikit-sedikit ngambek dan jengkel. Selain itu juga tidak bisa bersikap dewasa. Inilah yang membuat Lady berani melayangkan gugatan cerai.

“Dijodohin ya nurut-nurut aja, takut disebut anak durhaka. Tapi tiga bulan kenalan itu nggak cukup,” kata Lady.

Awalnya berjalan lancar. Lady tinggal di rumah orang tua, karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan. John juga masih kuliah di luar kota. Mereka bertemu seminggu sekali saat weekend.

John rutin menemui istrinya. Namun setelah dua tahun berjalan, keadaan berubah. John tidak lagi berkunjung. Kondisi ini sudah berjalan selama tiga bulan. Pasangan ini lost kontak.

“Tiga bulan lost kontak, nggak ngasih kabar, nggak pulang ke rumah, nggak ngasih nafkah pula,” keluhnya.

Lady mengaku terakhir mereka bertengkar hebat. Saat itu, John menyebar isu tak sedap. Katanya, Lady hanya menemuinya saat membutuhkan uang. Padahal Lady lah yang masih menanggung biaya kuliah John. Ia pun sakit hati dan mantap untuk berpisah. Kini, keduanya masih menjalani proses persidangan di Pengadilan Agama.

“Nyesel aku nikah sama brondong. Buat pengalaman aja. Nggak cuma materi yang dicari, tapi juga sifatnya harus baik,” tandasnya. (kap/aro)

Sumber: radarsemarang.jawapos.com