Aktivis politik Rahman Simatupang menunggu keberanian Kejaksaan Agung untuk segera memeriksa pengusaha Riza Chalid terkait dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Dugaan kasus ini diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp193,7 triliun.
Dalam keterangannya, Rahman Simatupang menekankan pentingnya keberanian Kejaksaan Agung dalam mengusut tuntas kasus ini. Menurutnya, tidak boleh ada tebang pilih dalam proses hukum, terlebih kasus ini melibatkan kepentingan negara dan rakyat banyak.
“Keberanian Kejaksaan Agung akan diuji di sini. Jangan sampai kasus sebesar ini hanya menjerat pelaku-pelaku kecil sementara dalang utamanya justru tidak tersentuh hukum,” ujar Rahman kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (3/3/2025).
Rahman menegaskan bahwa Kejaksaan Agung harus memeriksa semua pihak yang diduga terlibat tanpa pandang bulu, termasuk Riza Chalid yang namanya disebut-sebut dalam pusaran skandal tata kelola minyak mentah ini.
Kasus korupsi yang diduga merugikan negara Rp193,7 triliun ini bermula dari dugaan penyelewengan dalam pengadaan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina selama periode tertentu. Kejaksaan Agung telah menetapkan sembilan tersangka dalam perkara ini, termasuk dua perusahaan swasta yang disebut-sebut tidak memiliki karyawan tetapi terlibat dalam transaksi miliaran dolar.
Menurut hasil penyelidikan, praktik korupsi ini dilakukan dengan cara mengatur tender dan kontrak kerja sama pengadaan minyak dengan pihak-pihak tertentu yang menguntungkan kelompok tertentu. Hal ini tidak hanya menyebabkan kerugian keuangan negara tetapi juga berdampak pada stabilitas sektor energi nasional.
“Angka kerugian Rp193,7 triliun ini sangat besar, bahkan melampaui banyak kasus korupsi sebelumnya. Ini menunjukkan ada kelemahan serius dalam pengawasan sektor energi kita,” ujar Rahman.
Nama Riza Chalid muncul dalam sejumlah laporan investigasi terkait dugaan keterlibatannya dalam bisnis minyak mentah dan kilang Pertamina. Sebagai pengusaha minyak yang dikenal memiliki jaringan kuat di sektor energi, Riza Chalid disebut-sebut memiliki pengaruh dalam berbagai keputusan bisnis di Pertamina, termasuk dalam penunjukan pihak ketiga dalam kontrak minyak.
Meski demikian, hingga kini Kejaksaan Agung belum memberikan pernyataan resmi apakah akan memanggil Riza Chalid untuk diperiksa dalam kasus ini. Hal ini yang kemudian memicu desakan dari berbagai pihak, termasuk Rahman Simatupang, agar penyelidikan tidak berhenti pada aktor-aktor yang lebih kecil saja.
“Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Jika memang ada keterlibatan Riza Chalid, maka dia harus diperiksa, bahkan jika diperlukan ditetapkan sebagai tersangka,” tegas Rahman.
Sejauh ini, Kejaksaan Agung telah melakukan pemanggilan terhadap beberapa pejabat Pertamina serta pihak-pihak yang berkaitan dengan kontrak pengadaan minyak. Sembilan tersangka yang telah ditetapkan masih dalam proses hukum, sementara Kejaksaan Agung terus mendalami keterlibatan pihak lainnya.
Rahman menekankan bahwa Kejaksaan Agung harus berani mengambil langkah konkret untuk mengungkap seluruh aktor di balik kasus ini. Menurutnya, penegakan hukum yang adil akan sangat berpengaruh terhadap kredibilitas institusi hukum serta kepercayaan publik terhadap pemerintah.
“Ini adalah ujian besar bagi Kejaksaan Agung dan pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Kita tidak ingin melihat ada impunitas bagi para pelaku kejahatan besar seperti ini,” kata Rahman.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak Riza Chalid terkait tuduhan tersebut. Publik masih menunggu respons dari Kejaksaan Agung mengenai kemungkinan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Riza Chalid dalam kasus ini.
Sumber: suaranasional
Foto: Kerry Adrianto Riza dan Riza Chalid (IST)
Artikel Terkait
Detik-detik Oky Pratama Diduga Keceplosan Panggil Sayang ke Robby Purba di TV
Kakak-Adik Masuk Islam, Seorang Cewek Ikrar Syahadat Kemudian Nangis
VIDEO Viral Pengurus RW Palak THR Rp 1 Juta dari Pengusaha, Berujung Pemanggilan Polisi
Sorot Ide Lucu Prabowo, ICW: Penjara di Pulau Terpencil Malah Bikin Napi Korupsi Semakin Sulit Diawasi