NARASIBARU.COM, Jakarta - Inggris menjadi negara pertama yang memasok Ukraina dengan rudal jelajah jarak jauh dengan mengirimkan peluru kendali canggih Storm Shadow yang bisa menjangkau sasaran lebih dari 250 km.
"Rusia harus mengakui bahwa tindakannya sendiri telah menyebabkan sistem seperti itu disediakan," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada parlemen tentang alasan London mengirim rudal, yaitu karena melihat Rusia mulai banyak melakukan serangan warga sipil dengan rudal.
Rudal ini akan memungkinkan pasukan Ukraina menyerang pasukan Rusia jauh di belakang garis depan.
Ukraina telah meminta rudal jarak jauh selama berbulan-bulan, tetapi dukungan yang diberikan oleh Inggris dan sekutu lainnya seperti Amerika Serikat sebelumnya terbatas pada senjata jarak pendek.
Wallace mengatakan Inggris memasok rudal Storm Shadow ke Ukraina untuk digunakan di dalam wilayahnya, menyiratkan dia telah menerima jaminan dari Ukraina bahwa mereka tidak akan digunakan untuk menargetkan sasaran di Rusia.
Rudal-rudal itu "sekarang masuk ke, atau berada di dalam negara itu sendiri", katanya.
Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa jika Inggris memberikan rudal ini, itu akan membutuhkan "tanggapan yang memadai dari militer kita".
Rusia telah meluncurkan serangkaian serangan rudal jarak jauh terhadap Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya dikatakan serangan semacam itu dirancang untuk menurunkan kemampuan Kyiv dalam berperang dan tidak dengan sengaja menargetkan warga sipil.
Ukraina diperkirakan akan melancarkan serangan balasan segera setelah enam bulan pasukannya dalam posisi bertahan. Rusia melakukan serangan musim dingin besar, namun gagal merebut wilayah secara signifikan.
Storm Shadows, diproduksi oleh pembuat rudal Eropa MBDA, adalah rudal jarak jauh yang diluncurkan dari udara, dirancang untuk serangan terhadap target bernilai tinggi seperti bunker yang diperkeras dan memiliki jangkauan lebih dari 250 km (155 mil).
Sidharth Kaushal, seorang peneliti kekuatan laut di Royal United Services Institute yang berbasis di London, mengatakan keputusan Inggris untuk memasok Storm Shadows penting bagi pasukan Ukraina.
Kaushal mengatakan, rudal itu akan menempatkan depot amunisi Rusia dalam jangkauan lagi setelah pasukan Rusia beradaptasi dengan pengenalan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS tahun lalu dengan memindahkannya dari jangkauan sekitar 70 km (45 mil).
Kedua, dia mengatakan Storm Shadows dapat digunakan untuk menargetkan kapal-kapal Rusia di pelabuhan Krimea Sevastopol, yang menurutnya signifikan karena angkatan laut Rusia telah terlibat dalam melancarkan serangan di seluruh Ukraina.
Setelah Amerika Serikat, Inggris telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina dengan memberikan bantuan senilai 2,3 miliar pound (Rp42,8 triliun) tahun lalu.
Meskipun ini jauh di bawah yang disediakan Amerika Serikat, Inggris sebelumnya adalah negara pertama yang memasok senjata yang lebih canggih ke Ukraina.
Inggris mengirim senjata anti-udara dan anti-tank pertama yang diluncurkan ke Ukraina menjelang invasi dan pada bulan Februari mengumumkan akan menjadi negara pertama yang mulai melatih pilot Ukraina dengan jet tempur NATO.
Pada bulan Januari, Inggris mengatakan akan mengirim 14 tank tempurnya ke Ukraina, janji yang diikuti oleh negara lain termasuk Amerika Serikat dan Jerman.
Wallace mengatakan pasokan Storm Shadows dari Inggris akan cukup untuk memenuhi permintaan Ukraina saat ini.
Dia juga merujuk pada kemungkinan gelombang kedua pasokan rudal oleh kelompok negara-negara Eropa yang dipimpin Inggris, yang pekan lalu meminta perusahaan untuk menyatakan minat untuk memasok Ukraina dengan rudal dengan jangkauan hingga 300 km (190 mil).
Wallace mengatakan salah satu tantangan utama dalam memasok senjata adalah menemukan cara untuk memasukkan senjata rancangan Inggris-Prancis ke dalam pesawat rancangan Rusia yang digunakan oleh pasukan Ukraina.
Sampai saat ini, senjata jarak jauh yang menurut Amerika Serikat akan disediakan adalah Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), yang memiliki jangkauan sekitar 150 km.
AS sejauh ini menolak untuk memasok Ukraina dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dengan jangkauan 297 km di tengah kekhawatiran bahwa Ukraina dapat menggunakannya untuk menyerang perbatasan Rusia yang diakui secara internasional.
Inggris mengatakan selalu menilai risiko provokasi atau eskalasi ketika memutuskan apa yang akan dikirim ke Ukraina.
REUTERS
Pilihan Editor: Hasil Survei Pemilu Turki: Erdogan Tertinggal dari Pesaing Utamanya
Sumber: tempo.co
Artikel Terkait
VIDEO Viral Pengurus RW Palak THR Rp 1 Juta dari Pengusaha, Berujung Pemanggilan Polisi
Sorot Ide Lucu Prabowo, ICW: Penjara di Pulau Terpencil Malah Bikin Napi Korupsi Semakin Sulit Diawasi
Sesumbar Tantang Duel, Endingnya Anwar Harimau Medan Pucat Dihadapan Hercules: Mana Mukamu!
Korban Penipuan Kepala Cabang Maybank Rp 30 Miliar Kent Lisandi Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung