NARASIBARU.COM - Toyota terus mengejar ketertinggalan dalam pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Terbaru, mereka tengah membangun prototipe Yaris listrk sebelum memproduksinya secara massal.
Dilansir Carscoops, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Toyota Motor Eropa Andrea Carlucci mengungkapkan strategi elektrifikasi perusahaan. Termasuk Toyota Yaris listrik yang ada dalam rencana.
"Itu masuk dalam wacana, tapi untuk saat ini, itu bukan sesuatu yang kami diskusikan. Itu akan hadir dalam momen yang tepat, tapi tidak dalam waktu dekat ini," kata Carlucci dalam wawancara dengan Autocar.
Menurut Carlucci, Toyota lebih memilih untuk berinvestasi di segmen yang sedang berkembang pesat, seperti kendaraan kompak, menengah, dan eksekutif. Model sub-kompak seperti Yaris, belum dianggap sebagai pilihan strategis untuk saat ini.
Seperti diketahui, Toyota telah meluncurkan beberapa mobil listrik untuk pasar Eropa, termasuk bZ4X, C-HR , dan Urban Cruiser. Khusus untuk Urban Cruiser, model ini berbagi platform dengan Suzuki e-Vitara yang dimensinya tak jauh dari Yaris Cross. Mereka juga meluncurkan mobil.listrik bZ3X di China kolaborasi dengan GAC AION.
Toyota bisa lebih leluasa untuk menunda produksi Yarus listrik demi mengoptimalkan biaya riset dan pengembangan (R&D). Apabila cocok, maka platform tersebut akan dipertimbangkan untuk Yaris listrik.
Meski tak akan meluncur dalam waktu dekat, Toyota memastikan mobil listriknya di masa depan tetap akan mempertahankan nama-nama ikonik. Ini berarti Yaris listrik kemungkinan besar tetap akan menggunakan nama "Yaris" saat resmi diluncurkan.
Toyota Yaris terbukti cukup populer sejak hadir pada 1999 di pasar Jepang. Model generasi keempat diperkenalkan pada 2019, dan mengalami sedikit perubahan tampilan pada 2024.
Di Eropa dan Inggris, Yaris kini ditawarkan secara eksklusif dengan mesin hybrid pengisian daya otomatis, meskipun varian bensin masih tersedia di Jepang.
Selain Yaris dan Yaris Cross, keluarga ini juga mencakup hot hatch GR Yaris yang merupakan mobil reli. Meskipun menggunakan sasis khusus dengan elemen dari Corolla yang lebih besar.
Sebelumnya, Toyota membuat kejutan dengan memperkenalkan C-HR . Ini merupakan mobil listrik sepenuhnya yang mengambil basis dari C-HR. Di mana model sebelumnya dibekali dengan mesin konvensional dipadukan teknologi hybrid.
Dilansir laman resmi Toyota Global, C-HR rencananya akan diluncurkan di pasar Eropa pada akhir 2025. Kemudian, mobil listrik ini akan dijual secara merata di seluruh negara Eropa pada 2026.
Sama seperti mobil listrik Toyota sebelumnya, model ramah lingkungan ini dibangun berdasarkan filosofi kendaraan listrik bertenaga baterai e-TNGA jenama asal Jepang itu yang memiliki bodi dan interior unik.
Tampilan depannya memperlihatkan dengan jelas ciri khas mobil listrik Toyota dengan lekukan tegas dan modern. Siluet crossover coupe memberikan kesan ramping dan aerodinamis pada model terbaru ini.
Masuk ke bagian dalam, kabinnya dibuat modern dan minimalis yang memberikan kesan lapang bagi penumpang. Ini didukung dengan panjang keseluruhan 4.520 mm dan jarak sumbu roda hingga 2.750 mm.
Soal performa, Toyota C-HR bakal ditawarkan dalam dua varian baterai, yakni 57,7 kWh untuk penggerak roda depan, lalu ada 77 kWH untuk penggerak roda depan dan penggerak semua roda. Sekali isi daya penuh, mobil ini bisa menempuh jarak hingga 600 km.
Toyota C-HR versi AWD bakal memiliki tenaga 252 kW, memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 5,2 detik. Model berpenggerak roda depan dengan baterai 57,7 kWh menghasilkan tenaga 123 kW, dan baterai 77 kWh berpenggerak roda depan tenaganya naik menjadi 165 kW.
Untuk pengisian daya, sudah didukung arus cepat DC mencapai 150 kW. Sementara pengisian daya onboard berkapasitas 11 kW dan 22 kW. Belum dijelaskan lebih detail berapa lama waktu yang diperlukan untuk pengisian baterai.
Sumber: Inews
Artikel Terkait
GAWAT! Kampus UGM Akan Digeruduk Untuk Tanyakan Kebenaran Ijazah Jokowi
VIRAL Pabrik Mobil ESEMKA Sepi Tapi Gak Pernah PHK, Aneh!
Jaksa Tasya Viral, Netizen Heboh dengan Dua Foto Kontras
Farah Puteri Nahlia: Tidak Ada Ruang Dwifungsi dalam Revisi UU TNI