Staf Khusus Menteri Pertahanan Deddy Corbuzier menyoroti aksi protes Koalisi
Masyarakat Sipil Reformasi Sektor Keamanan saat rapat panitia kerja (panja)
oleh Komisi I DPR RI tentang revisi Undang-Undang TNI (RUU TNI) pada Sabtu
dan Minggu (14-15/3/2025) di hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan.
Deddy Corbuzier menganggap intervensi yang dilakukan oleh koalisi sipil
berjumlah tiga orang itu anarkis dan melanggar hukum. Pasalnya, panja RUU
TNI merupakan amanat konstitusi.
Aksi Masyarakat Sipil yang mendatangi rapat revisi RUU TNI di Hotel
Fairmont, Jakarta. (Twitter)
"Kemarin rapat panja revisi rancangan Undang-Undang TNI yang merupakan
amanat konstitusi diganggu," ujar Deddy, dikutip dari video yang diunggah ke
akun @dc.kemhan pada Minggu (17/3/2025).
Podcaster itu menambahkan, "Diganggu secara sengaja oleh sekelompok orang
yang tidak dikenal dengan cara berteriak-teriak hingga mencoba untuk
menerobos masuk ruang rapat secara paksa. Sekali lagi, secara paksa."
Mantan mentalis itu pun memperlihatkan potongan video ketika tiga anggota
koalisi sipil masuk ke dalam ruangan sambil membawa poster berisi kritikan
terhadap RUU TNI sambil menyerukan penolakan-penolakan.
"DPR dan pemerintah bahas RUU TNI di hotel mewah dan di akhir pekan. Halo,
efisiensi?" bunyi satu poster, menyinggung kebijakan efisiensi yang tengah
diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto sejak Januari 2025 lalu.
"Gantian aja gimana? TNI jadi ASN, sipil yang angkat senjata?" bunyi poster
yang lain.
"Kayak kurang kerjaan aja, ngambil double job," bunyi kritikan pada poster
lainnya.
Deddy Corbuzier mengklaim bila masyarakat ingin protes dan kritis,
pemerintah akan tetap mendengarkan.
Bahkan, Kementerian Pertahanan akan tetap mempertimbangkan kritikan-kritikan
tersebut.
"Bagi kami, gangguan yang terjadi sudah mengarah pada sebuah tindak
kekerasan anarkis. Sebagai Kementerian Pertahanan, kami akan selalu
menghargai, menghormati dan mempertimbangkan segala macam bentuk kritik dan
masukan dari manapun," tegasnya.
Menurut mantan mentalis itu, aksi yang dilakukan koalisi sipil mengarah pada
anarkisme yang mengancam proses demokrasi.
"Bagi kami, gangguan yang terjadi sudah mengarah pada sebuah tindak
kekerasan anarkis. Namun yang terjadi kemarin adalah bukan sebuah kritik
atau masukan yang membangun tapi merupakan tindakan ilegal dan melanggar
hukum," tegurnya.
Deddy Corbuzier menambahkan, "Ilegal dan melanggar hukum yang mengancam
sebuah proses demokrasi."
Aksi protes para koalisi sipil sebenarnya didasari kekhawatiran masyarakat
mengenai pengesahan RUU TNI yang membahas soal dwifungsi ABRI. Publik
khawatir sektor sipil justru akan diambil alih oleh angkatan bersenjata.
Mengenai hal itu, Deddy Coburzier juga menjelaskan bahwa panja RUU TNI sama
sekali tidak membahas dwifungsi ABRI.
"Bahkan Bapak Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin itu sudah berkali-kali
menegaskan bahwa Dwifungsi TNI sudah dikubur sejak dulu, arwahnya sudah
tidak ada, bahkan jasadnya pun sudah tidak ada," kata Deddy Corbuzier.
Namun, pernyataan Deddy Corbuzier tersebut malah dicibir oleh warganet.
Publik menganggap rapat panja yang dilakukan secara tertutup oleh pemerintah
lebih salah.
"Kata-kata lucu 'rapat tertutup diganggu'. Halo, itu rapat tertutup aja udah
ganggu demokrasi," ujar seorang warganet.
"Rakyat yang mana? Apa ada polling-nya? Kok nggak ada konsolidasi ke rakyat
seperti Pemilu door to door nyari aspirasi? Maaf, saya cuma rakyat jelata
yang kadang bertanya-tanya apa keputusan untuk rakyat tapi nggak pernag tahu
kapan rakyat dimintai pendapatnya," imbuh warganet lain.
"Ada gedung DPR malah rapat tertutup di hotel. Gimana mau ngasih saran kalo
rapatnya tertutup kan kagak tau isi rapatnya apa?" tanya warganet lainnya.
Tanggapan dari komika Mamat Alkatiri
Komika Mamat Alkatiri juga mempermasalahkan hal yang sama dengan warganet.
Ia mempertanyakan alasan anggota DPR melakukan rapat secara tertutup di
hotel mewah dan dilakukan di hari libur.
"Kalau mau dikritik secara terbuka dan tidak menerobos ruangan, ya rapat
kalian juga jangan tertutup melulu. Nanti ujung-ujungnya sah, terus rakyat
lagi yang salah karena dibilang nggak ngawal dan nggak memberi masukan,"
kata Mamat Alkatiri dalam cuitan di akun X-nya pada Minggu (16/3/2025).
Mamat Alkitiri rupanya sudah kecewa dengan Deddy Corbuzier. Bahkan, ia
berencana memberi nasihat kepada suami Sabrina Chairunnisa itu bila bertemu
di tempat kerja.
"Kesel, bahkan sudah punya niat jika bertemu dalam kerjaan atau apapun, saya
ingin menyampaikan nasihat secara pribadi sebagai seorang teman atau apa pun
yang dianggapnya," ucap Mamat Alkatiri.
Sumber:
suara
Foto: Deddy Corbuzier Sebagai Letkol Tituler [instagram/@letkoltitulerdc]
Artikel Terkait
Merasa Ditodong Ustaz Derry Sulaiman, Bobon Santoso Belum 100 Persen Yakin Mualaf
Gibran Curhat Pernah Disuruh Angkat Meja dan Kursi oleh Senior Hipmi
Gawat, Ada Dugaan Korupsi PT Pupuk Indonesia, Negara Rugi Rp 8,3 Triliun
3 Polisi Tewas Ditembak di Lampung, Viral Sosok Terduga Pelaku Lakukan Live Video saat Akan.....