NARASIBARU.COM - Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani telah berulang kali berbohong terkait dengan utang.
“Sri Mulyani berulang kali berbohong bahwa utang masih dalam level lebih aman dibandingkan negara maju seperti Jepang,” kata Gigin dikutip dari unggahannya di X, Kamis (20/3/2025).
Sri Mulyani, kata Gigin kerap mengklaim utang jauh di bawah Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Tapi menurutnya tidak menyebut suku bunga yang berkali-kali lipat.
“Persentasenya jauh di bawah PDB. Tapi dia menyembunyikan bahwa suku bunganya berkali lipat lebih tinggi dan kemampuan membayar jauh lebih rendah dari Jepang,” terangnya.
👇👇
Sri Mulyani berulang kali berbohong bahwa utang masih dalam level lebih aman dibandingkan negara maju seperti Jepang. Persentasenya jauh di bawah PDB. Tapi dia menyembunyikan bahwa suku bunganya berkali lipat lebih tinggi dan kemampuan membayar jauh lebih rendah dari Jepang.
— gigin praginanto (@giginpraginanto) March 20, 2025
Sebelumnya, Sri Mulyani dikabarkan bakal mundur. Setelah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) akibat IHSG jeblok ke angka 5%, Selasa (18/3/2025).
Pembekuan sementara terjadi pada sesi I, pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Sesi I IHSG ditutup melemah di angka 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.
Belakangan, Sri Mulyani angkat suara terkait anjloknya IHSG ke angka 5%. Itu diungkapkan saat konferensi pers lelang Surat Utang Negara.
“Kalau ada perusahaan swasta yang bergerak cukup dalam hari ini, tentu itu spesifik mengenai perusahaan tersebut. Namun saya tegaskan bahwa pondasi dari perusahaan-perusahaan go public harus terus di-update ke market, sehingga market punya assessment terhadap valuasi yang fair dan baik, itu merupakan kewajiban kita bersama,” ujarnya.
Diketahui, posisi utang luar negeri Indonesia tembus US$427,5 miliar atau Rp6.997 triliun (asumsi kurs Rp16.370) per Januari 2025.
Utang luar negeri pemerintah US$204 miliar atau sekitar Rp3.352 triliun. Sementara itu, Utang luar negeri swasta US$194,4 miliar atau sekitar Rp3.181 triliun.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyatakan, posisi ULN Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar 427,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh 5,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
“Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” jelas Ramdan.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Aksi Kamisan di Medan Tolak UU TNI: Kita Sudah Cacat Secara Demokrasi
Pakai AI, Ijazah Palsu Jokowi Bisa Terungkap dalam Hitungan Detik
ANEH! Ijazah Jokowi Keluar Lebih Dahulu Dibanding Skripsinya, Kok Bisa?!
Perdebatan Ijazah Jokowi Memanas, Ahli Forensik dan Akademisi UGM Berbeda Pendapat!