Ribuan orang memadati jalanan di lebih dari 1.200 lokasi di seluruh Amerika Serikat dan berbagai kota di Eropa dalam aksi unjuk rasa menentang kebijakan Presiden Donald Trump dan peran miliarder Elon Musk dalam pemerintahan bertajuk “Hands Off!” pada Sabtu waktu setempat, 5 April 2025.
Di National Mall, Washington DC, lebih dari 20.000 orang berkumpul menyuarakan protes mereka.
“Seluruh negara kita sedang diserang, semua lembaga kita, semua hal yang membuat Amerika seperti sekarang ini,” ujar Terry Klein, seorang ilmuwan biomedis pensiunan dari Princeton, New Jersey, yang hadir langsung di lokasi aksi, seperti dimuat ABC.
Aksi ini menjadi salah satu mobilisasi oposisi terbesar terhadap pemerintahan Trump sejak Women's March 2017 dan gelombang protes Black Lives Matter pada 2020.
Digerakkan oleh lebih dari 150 organisasi, termasuk kelompok hak-hak sipil, serikat buruh, dan komunitas LGBTQIA , demonstrasi ini menyerukan penolakan terhadap kebijakan pemerintah terkait pemangkasan anggaran sosial, deportasi, dan pembatasan hak asasi.
Di New York, Boston, Los Angeles, dan Atlanta, para pengunjuk rasa turun ke jalan dengan spanduk dan slogan yang mengecam pemotongan dana sosial, penutupan lembaga pemerintah, hingga perlakuan terhadap minoritas.
Beberapa bahkan membawa hewan peliharaan, termasuk seekor anjing dengan tanda bertuliskan “Saya gigit Nazi”.
Aksi serupa juga berlangsung di luar negeri. Di Paris, sekitar 200 orang berkumpul di Place de la République. Di London, demonstran memenuhi Trafalgar Square dengan spanduk bertuliskan “Bangga Menjadi Orang Amerika yang Malu” dan meneriakkan slogan seperti “Jangan Sentuh Ukraina” dan “Jangan Sentuh Greenland”.
“Serangan yang kita lihat, tidak hanya bersifat politis. Serangan itu bersifat pribadi, kawan,” tegas Kelley Robinson, Presiden Human Rights Campaign, dalam pidatonya di Washington DC.
“Mereka mencoba melarang buku-buku kita, memangkas dana pencegahan HIV, dan mengkriminalisasi guru, dokter, dan keluarga," kata dia lagi.
Sasaran kemarahan massa tak hanya Trump, tetapi juga Elon Musk, yang kini memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, lembaga baru yang disebut berperan besar dalam perampingan birokrasi dan pemangkasan anggaran.
Musk mengklaim telah “menghemat miliaran dolar bagi pembayar pajak”, namun dituduh mencederai hak-hak pekerja dan kelompok rentan.
Gedung Putih merespons protes tersebut dengan menyatakan bahwa posisi Trump jelas: ia akan selalu melindungi Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid bagi penerima manfaat yang memenuhi syarat.
Namun, para demonstran menyebut pernyataan itu tidak sejalan dengan realitas.
“Kami menyaksikan langsung bagaimana program-program penting dipangkas, dan orang-orang paling rentan dibiarkan tanpa perlindungan,” ujar salah satu demonstran di Los Angeles.
Dari San Francisco hingga Berlin, pesan yang sama digaungkan: "Hands Off!" terhadap hak-hak dasar, kebebasan sipil, dan integritas institusi demokrasi. Di San Francisco, para pengunjuk rasa bahkan membentuk spanduk manusia raksasa di pantai Ocean Beach, sebagai simbol solidaritas.
Sumber: rmol
Foto: Aksi protes warga Amerika Serikat menentang Presiden Donald Trump dan Elon Musk di Washington pada Sabtu, 5 April 2025/Net
Artikel Terkait
Tak Segera Tersangkakan dan Tangkap Fuad Plered, Muslim Arbi: Citra Polisi Buruk
Respons Ayu Aulia Usai Disebut Lisa Mariana Juga Punya Hubungan Spesial dengan Ridwan Kamil
PPJNA 98 Desak Tempo Hentikan Pemberitaan Hoaks Soal Politikus Indonesia Kendalikan Judol di Kamboja
Rp 1,6 Triliun Lenyap di Langit Yaman, Houthi Klaim Tembak 3 Drone Tempur AS