Geng Solo, Geng Trunojoyo, dan Oligarki

- Minggu, 20 April 2025 | 21:55 WIB
Geng Solo, Geng Trunojoyo, dan Oligarki


'Geng Solo, Geng Trunojoyo, dan Oligarki'


Oleh: Ahmad Khozinudin

(Advokat)


Ada yang menarik dari paparan Muhammad Said Didu dalam agenda konsolidasi tokoh dan ulama Bandung - Jakarta, Sabtu kemarin (19/4/2025). 


Tokoh dari Sulsel ini, mengusulkan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan 'Talak Tiga' pada tiga pilar perusak NKRI, sebagai prasyarat perbaikan Bangsa Indonesia dan untuk mendapatkan dukungan dari segenap rakyat Indonesia.


Said Didu mengungkap 3 (tiga) lingkaran jahat yang mengkooptasi kekuasaan Prabowo Subianto, yaitu:


Pertama, Geng Solo yang merujuk pada kekuasaan Jokowi dan kroninya (Luhut Binsar Panjaitan dan sejumlah Menteri Kabinet titipan Jokowi).


Kedua, Geng Trunojoyo yang merujuk pada kekuasaan Partai Cokelat Pimpinan Listyo Sigit Prabowo, yang juga dikendalikan oleh Tito Karnavian.


Ketiga, Kelompok Oligarki rakus yang dipimpin Aguan, Anthony Salim, Tomy Winata, dll. Kelompok ini menjarah kekayaan Negara dan SDA, melalui kebijakan, aparat dan pejabat yang mereka ternak.


Karena itu, Said Didu menegaskan akan sulit menyeret pelaku perampasan tanah rakyat di proyek PIK-2, sebelum kekuasaan memotong tangan Geng Solo, Parcok dan kelompok oligarki.


Said Didu juga kembali menegaskan sikap mendukung 8 (delapan) poin pernyataan Forum Purnawirawan Prajurit TNI, yang dibacakan pada 19 April 2025, yaitu: 


1) Kembali ke UUD 1945

2) Mendukung Program Kabinet Merah Putih kecuali IKN

3) Menghentikan PSN PIK-2, PSN Rempang dan kasus-kasus serupa

4) Menghentikan tenaga kerja asing China

5) Menertibkan pengelolaan pertambangan

6) Melakukan resuffle kabinet kepada yg diduga korupsi dan yg masih terikat dg kepentingan mantan Presiden Jokowi

7) Mengembalikan POLRI kepada fungsi KANTIBMAS

8) Mengusukan penggantian wakil Presiden karena pemilihannya melanggar konstitusi.


Delapan butir pernyataan Forum Purnawiraan Prajurit TNI yg ditandatangani oleh sejumlah bintang di lingkungan Purnawirawan TNI, yaitu: (1) mantan Wapres Jendral TNI (Purn) Tri Soetrisno, (2) mantan wkl Panglima ABRI Jendral TNI (Purn) Fachrul Razi, (3) mantan KSAD Jendral TNI (Purn) Tyasno Soedarto, (4) mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, dan (5) mantan KSAU Masekal TNI (Purn) Hanafi Asnan.




Selain mendukung pernyataan Purnawirawan Prajurit TNI, Said Didu juga mengusulkan 4 (empat) poin harapan, yaitu:


(1) Presiden Prabowo harus menghentikan “perselingkuhan” dengan Solo dan Oligarki.


(2) Melakukan pemberantasan korupsi secara nyata


(3) Melakukan penegakan hukum dg memperbaiki aparat penegak hukum


(4) Menata ulang pengelolaan sumber daya alam.


Selain menegaskan pentingnya Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan talak tiga (putus hubungan total) dengan geng Solo, Parcok Trunojoyo dan Kelompok oligarki, Said Didu juga mengajak segenap rakyat untuk membongkar pengkhianatan sejumlah Jenderal baik TNI maupun Polri di proyek PIK-2. 


Misalnya, dengan tanpa ragu menyebut sejumlah nama komisaris dan direksi Korporasi yang dimiliki oligarki, yang merampas tanah rakyat.


Di kasus perampasan tanah rakyat oleh proyek PIK-2, di jajaran direksi dan komisaris ada nama Letnan Jenderal TNI (Mar) (Purn.) Nono Sampono dan Laksamana Madya TNI Purn Freddy Numberi, S.IP. Dua Purnawirawan ini jelas berkhianat pada bangsa dan negara, menindas rakyat dengan membantu PIK-2 merampas tanah rakyat, tega berbuat zalim hanya demi melindungi Aguan.


Di Korporasi lain milik oligarki, juga harus mulai di viralkan siapa saja jajaran direksi dan komisaris yang menjadi bumper oligarki untuk merampas kekayaan alam Indonesia. Mereka ini, sejatinya pengkhianat bangsa dan negara.


Alhamdulillah, paparan dari Said Didu ini memantik diskusi hangat di kalangan tokoh, baik dari Bandung maupun Jakarta. 


Dari Bandung nampak hadir sejumlah tokoh, diantaranya Kang UAS (Ust. Asep Syaripudin), Brigjend (Purn) TNI Poernomo, Dr. Memet Hakim, Ir. Luki A. Sambas, MM, Drs. Dadang Suherman, MSi, Ust. Heri Siswanto, Drs. Sirodjul Munir, SH, Drs. Marsa Suraka, Hari Nugraha, SSi, MM, Hervan Revano, SP, Kol Purn TNI Alan Sahar Harahap, Dll.


Sementara dari Jakarta hadir Muhammad Said Didu, Ahmad Khozinudin, Edy Mulyadi, Kurnia Tri Royani, Azam Khan, Meidy Juniarto, Kol Purn M Nur Saman, dr Julia Satari, Afrinaldi, Susiati, Harlita dan sejumlah aktivis Aliansi Rakyat Menggugat (ARM), dll.



***

Komentar