Wakil Presiden ke-13 RI, KH Ma'ruf Amin, memberikan pesan penting untuk Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Wejangan tersebut disampaikan usai menghadiri halal bihalal di rumah dinas Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Minggu 20 April 2025.
Maruf menyoroti kondisi bangsa yang menurutnya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, sehingga menuntut kerja keras dan kesatuan dari seluruh elemen kabinet baru.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio setuju dengan pernyataan Ma'ruf Amin tersebut. Hensat, sapaan akrabnya, melihat situasi politik dan ekonomi global saat ini sedang tidak menentu yang mengakibatkan terjadi dinamika dalam negeri.
"Saya setuju dengan pernyataan Pak Ma'ruf Amin bahwa situasi sedang tidak baik-baik saja. Tapi bukan berarti kemudian kita hanya menyalahkan pemerintah," kata Hensat lewat kanal YouTube miliknya, Kamis 24 April 2025.
Ia menekankan bahwa dalam menghadapi krisis, mentalitas gotong-royong, atau yang ia sebut dengan istilah khas "holopis kuntul baris", harus kembali dihidupkan.
Menurutnya, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia tidak cukup hanya dengan simbol dan retorika, tapi perlu diwujudkan dalam tindakan kolektif.
"Bersama-sama kita menghadapi situasi ini dan bersama-sama juga kita menjaga Indonesia supaya bisa kinclong," jelasnya.
Founder Lembaga Survei Kedai KOPI itu tak hanya bicara soal semangat kebangsaan. Hendri juga menyoroti urgensi langkah hukum untuk mengatasi korupsi yang masih merajalela.
Dia mendorong agar Undang-undang Perampasan Aset bagi koruptor segera ditandatangani. Meski begitu, Hensat menyadari bahwa agenda Parlemen Senayan sepertinya lebih memprioritaskan RUU KUHP dan RUU Polri.
“Tapi mudah-mudahan (Perampasan Aset) bisa lah, apapun itu kita perlu ada pemasukan," tandas Hendri Satrio.
Sumber: rmol
Foto: Analis komunikasi politik Hendri Satrio/Ist
Artikel Terkait
Momen Jusuf Hamka Muak Difitnah Pemerintah, Padahal Negara Utang Rp 800 Miliar
Penahanan Ditangguhkan, Kades Kohod Bebas
Hakim Ali Muhtarom Simpan Uang Rp5,5 Miliar di Kolong Kasur, Komisi III DPR: Sangat Memalukan
APBN Tekor, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun