Orbituari Suprajarto, Sempat Tolak Jabatan Dirut BTN dan Ikut Membesarkan BRI

NARASIBARU.COM - YOGYA - Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Suprajarto, meninggal dunia dalam usia 67 tahun saat menjalani perawatan di Singapura, Selasa (19/12/2023). Pria kelahiran Yogyakarta, 28 Agustus 1956 itu, dilaporkan meninggal pada pukul 09.08 waktu Singapura.

Belum ada informasi mengenai penyebab meninggalnya Suprajarto, namun sebelumnya bankir senior ini mengalami sakit dan sempat dirawat di Guangzhou, China, kemudian menjalani perawatan intensif di Singapura sejak 15 Desember 2023.

Baca Juga: Inflasi DIY Secara Bertahap Kembali Pada Sasaran Hingga Akhir 2023

Jenazah almarhum Suprajarto rencananya akan diterbangkan ke Yogyakarta dari Singapura pada hari ini, Selasa (19/12/2023). Kemudian akan disemayamkan di Rumah Duka di Jalan Supadi No 1 Kotabaru, Yogyakarta, dan dimakamkan di permakaman Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (20/12/2023).

Bankir Bertangan Dingin

Suprajarto dikenal sebagai bankir bertangan dingin dan menjalani karier yang cukup panjang di BRI. Dia pernah menjabat sebagai kepala divisi sekretariat perusahaan BRI pada 2005-2006. Selanjutnya pada 2006-2007, Suprajarto terpilih menjadi pemimpin wilayah Jakarta-Kantor Wilayah Jakarta 1 BRI. Dia kemudian menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Layanan BRI selama 8 tahun, tepatnya pada 2007-2015.

Baca Juga: Sebelum Bertemu Gus Iqdam, Sinden Kesayangan Ki Anom Suroto ini Mimpi Dibimbing Sholawat

Karier Suprajarto meningkat ketika terpilih menjadi wakil direktur utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 2015. Menjabat sebagai Wakil Dirut BNI selama dua tahun, Suprajarto kembali lagi ke BRI karena terpilih menjadi Dirut BRI dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 15 Maret 2017. Dia menggantikan Dirut BRI sebelumnya, Asmawi Syam. Sayangnya, jabatannya itu hanya berlangsung singkat, yaitu 2 tahun saja. Ia dicopot dari jabatan dirut BRI pada 2019 dan digantikan dengan Kuswiyoto. Padahal, selama menjabat di BRI, Suprajarto cukup berprestasi.

Dia dianggap berperan dalam membawa BRI mencetak rekor laba tertingginya pada 2018. Bank BUMN tersebut diketahui berhasil meraih Rp32,4 triliun atau laba terbesar selama 14 tahun berturut-turut sejak 2004 di era kepemimpinan Suprajarto. Keuntungan tinggi BRI berasal dari penyaluran kredit ke UMKM yang terus meningkat.

Jumlah portofilio penyalur kredit BRI ke UMKM hingga 2018 tercatat mencapai Rp645,7 triliun atau 76,5 persen dari total penyaluran kredit bank tersebut. Sayangnya, rekor laba tertinggi tersebut harus mengalami penurunan di tahun 2019. Meskipun tidak setinggi laba tahun sebelumnya, BRI tetap mengamai pertumbuhan laba selama semester 1

Di tangan Suprajarto, BRI berkembang menjadi bank dengan pertumbuhan pesat. Dalam 2 tahun memimpin, Suprajarto membawa total aset BRI sebesar 29,3 persen, dari Rp996 triliun pada 2017 menjadi Rp1.288 triliun pada Juni 2019. Tak hanya itu, kapitalisasi pasar BRI pun tercatat menduduki posisi ke-3 terbesar di ASEAN, dengan nilai mencapai Rp550 triliun.

Pada 2019, Suprajarto kemudian ditunjuk menjadi Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. Namund alam RUPSLB pada 29 Agustus 2019, Suprajarto menolak jabatan tersebut. Meski demikian, kariernya sebagai bankir tidak berakhir. Sampai akhir hayatnya, Suprajarto masih menjabat posisi komisaris utama PT Bank Jatim Tbk.

Setelah keluar dari BRI Suprajarto melanjutkan karier perbankannya di Bank Jatim sebagai Komisaris Utama. Dikutip dari Bank Jatim, diangkat di sebagai komisiaris di bank tersebut sejak tahun 2021. Beberapa waktu terakhir ia diketahui mengalami penurunan kondisi kesehatan. Suprajarto bahkan sempat dikabarkan bertolak ke Guangzhou, China, untuk menjalani pengobatan. (*)