BNPT Paparkan Sejumlah Isu Penting Akhir Tahun 2023

- Rabu, 20 Desember 2023 | 11:31 WIB
BNPT Paparkan Sejumlah Isu Penting Akhir Tahun 2023


NARASIBARU.COM - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjelaskan sejumlah isu penting akhir tahun 2023, termasuk momentum yang segera dihadapi, yakni perayaan Natal 2023 dan tahun baru 2024.

"Ada beberapa isu penting itu, termasuk perayaan Natal dan tahun baru 2024 serta isu kedua, yakni Pilpres (pemilihan presiden) pada Februari 2024 agar bisa berjalan aman dan damai tanpa serangan teroris," ucap Kepala BNPT Komjen Polisi Rycko Amelza Dahniel di Jakarta, Selasa (19/12/2023) malam.

Hal itu disampaikan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) VII yang diikuti pengurus forum mitra strategis BNPT dari 34 provinsi se-Indonesia dan dua kabupaten yang sudah membentuk FKPT, yakni Kabupaten Lebak (Banten) dan Jepara (Jateng).

Baca Juga: Voting Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Ditunda

Isu ketiga disampaikan pada Rakornas yang berlangsung dari 19-22 Desember 2023, yakni langkah strategis agar masyarakat jangan mudah terpancing isu terkait Gaza.

"Isu keempat, yakni pola serangan yang semula menggunakan 'hard approach' menjadi 'soft approach', yakni dari data grafik kita melihat serangan terorisme terus menurun jangan membuat kita terlena karena justru pola serangan yang mereka ubah," katanya.

Ia memperlihatkan grafik serangan yang terus menurun karena pola pendekatan serangan yang berubah, diduga kelompok dengan paham kekerasan ini justru memperkuat sel atau jaringan sambil menunggu momen untuk melakukan serangan.

Isu kelima, yakni mewaspadai meningkatnya radikalisme kepada kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak dan remaja.

Baca Juga: Gerak Ekonomi di Tahun Politik

"Sedangkan isu terakhir, yakni upaya meningkatkan rasa kepedulian masyarakat serta partisipasi publik, sehingga tercipta resiliensi masyarakat," terangnya.

Resiliensi adalah ketahanan psikologis, yakni kemampuan untuk mengatasi krisis secara mental dan emosional, atau untuk kembali ke status sebelum krisis dengan cepat.

"Pola serangan kelompok paham kekerasan ini sebenarnya bukan sekadar secara fisik namun keyakinan, tidak bisa menerima perbedaan karena yakin hanya mereka kelompok paling benar. Bermula dari intoleransi, berujung ke radikalisme dan terorisme," paparnya.

Oleh sebab itu, Kepala BNPT menyerukan agar semua pihak meningkatkan kepedulian dalam melawan radikalisme dan terorisme, karena BNPT maupun Polri tidak efektif jika bekerja sendirian.

Baca Juga: UNAIR Raih Posisi 15 Badan Publik Terinformatif Nasional

"Ini strategi kita dalam melawan mereka, yakni memperkuat kerja sama semua pihak terkait serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena cara mereka ingin memperlemah kita dengan menimbulkan perpecahan," papar Ketua BNPT.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: krjogja.com

Komentar