NARASIBARU.COM, Jakarta - Sebuah laporan dari harian Israel mengungkapkan bahwa selama operasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober, sebuah tank Israel menyerang rumah yang dijadikan sebagai tempat sandera oleh anggota Hamas di daerah Be'eri.
Menurut laporan tersebut, tank Israel tiba di kibbutz Be'eri beberapa jam setelah pembantaian dimulai dan menembakkan peluru ke arah rumah yang dijadikan tempat sandera.
Baca Juga: Intelijen Israel Dapat Peringatan Tepat Sebelum Serangan Hamas pada 7 Oktober
Baca Juga: Kebakaran Bus Damri di Sanggau: Pelajaran dari Kejadian yang Nyaris Berujung Fatal
Video yang dirilis oleh media Israel Channel 12 menunjukkan helikopter polisi yang dipanggil ke daerah tersebut selama operasi Hamas.
Dalam video tersebut, seorang wanita yang melarikan diri dari pesta alam bertanya kepada seorang tentara apakah tembakan tersebut akan membahayakan para sandera.
Baca Juga: Kesepakatan Pertukaran Tawanan dan Gencatan Senjata Antara Hamas dan Israel
Baca Juga: Sumur Minyak Berwarna Kehijauan Mirip Pertalite Hebohkan Warga Binjai Hulu
Tentara tersebut menjawab bahwa mereka hanya menembakkan peluru di sisi rumah untuk merobohkan tembok.
Seorang warga yang bersembunyi di luar rumah tempat tetangganya ditahan juga mengalami luka akibat pecahan peluru.
Baca Juga: Gempa Bumi M6,1 Guncang Halmahera Barat, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Laporan Channel 12 menyebutkan bahwa helikopter Israel pertama kali melepaskan tembakan peringatan ke sebuah tank sebelum tank lain tiba dan menembakkan peluru ke rumah tersebut.
Anggota unit cadangan di permukiman tersebut juga mengungkapkan bahwa banyak tentara yang berada di luar rumah namun tidak menangani situasi dengan baik.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabar4.com
Artikel Terkait
Pengakuan Siswi SMK Medan Melahirkan di Warung, Tak Tahu Siapa Ayah Bayi, Sudah Berhubungan dengan 5 Lelaki
Biadab! Ayah di Bekasi Setubuhi Puteri Kandungnya Hampir 2 Tahun
Kerangka Manusia dalam Mobil di Asrama Polisi Diduga ODGJ, Dikenali dari Temuan Sarung
Korban Penipuan Kacab Maybank Rp30 Miliar Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung