NARASIBARU.COM - Menteri Perdagangan dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, telah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, mengeluarkan pernyataan tegas terkait video yang beredar.
Seolah-olah Menteri Perdagangan dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menarasikan sholat sebagai becandaan dan menyatakan bahwa hal tersebut adalah framing yang menyesatkan.
Dalam acara tersebut, Menteri Perdagangan dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menegaskan bahwa perbedaan pilihan dalam Pemilu tidak seharusnya menjadi pemicu perpecahan di masyarakat.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Memperbaiki Laptop Lemot: Kembalikan Kinerja Optimal Anda
Yandri Susanto menyampaikan pesan keras dari Zulkifli Hasan, bahwa Pemilu hanya merupakan kontestasi lima tahunan, sementara persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar bernegara.
Anggapan yang salah dari masyarakat terkait pidato zulkifli Hasan di tanggapi Yandri Susanto dengan membantah keras kemungkinan Zulkifli Hasan melakukan penistaan terhadap agama.
Ia mengatakan bahwa Zulkifli Hasan, atau akrab disapa Bang Zul, menyampaikan peringatan tersebut semata-mata untuk mengingatkan masyarakat.
Baca Juga: Solusi Cepat Atasi Device Berupa Laptop Lemot di Era Digital: Strategi Membersihkan File Sampah
"Bang Zul menyampaikan hal tersebut semata-mata karena ingin mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena fanatisme berlebihan kemudian merubah tata cara sholat seseorang,” ujar Yandri.
Menariknya, Yandri mengungkapkan bahwa ucapan serupa atau mirip juga telah disampaikan oleh tokoh-tokoh lain seperti Anies Baswedan dan Ustad Abdul Somad.
Namun, video dari kedua tokoh tersebut tersebar tanpa adanya framing negatif, menyoroti peran framing yang dapat memengaruhi persepsi publik.
Baca Juga: Kisah Dosen Ghaib Bakal Dijadikan Film, Diperkirakan Tayang tahun 2024, Ini Bocoran Para Pemerannya
Yandri Susanto memberikan peringatan tegas terhadap bahaya praktik politik identitas yang dapat muncul akibat perbedaan pilihan dalam Pemilu.
"Jangan sampai terulang karena Pemilu kemudian muncul praktek politik identitas. Hasilnya sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa," harap Yandri.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pitutur.id
Artikel Terkait
Korban Penipuan Kacab Maybank Rp30 Miliar Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung
Berkedok Ritual, Dukun Cabul di Serang Setubuhi Wanita yang Terjerat Utang
Fenomena Bulan Merah Darah Muncul di Malam Ramadhan 2025, Pertanda Apa?
Viral Lumpur Lapindo di Sidoarjo Berhenti Menyembur, Begini Penjelasan Pakar