Konflik bersenjata antara Israel dengan Hamas masih berlangsung hingga saat ini. Terhitung sejak (7/10/2023), sudah terdapat 20.000 korban jiwa yang tewas akibat serangan Israel, 70% diantaranya adalah anak-anak dan Perempuan.
Kondisi ini mengakibatkan Israel medapatkan kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional. Gerakan solidaritas telah menciptakan mobilisasi jutaan orang untuk turun ke jalan menuntut keputusan gencatan senjata permanen.
“Diseluruh dunia, Gerakan solidaritas telah memobilisasi jutaan orang untuk turun ke jalan guna menuntut PBB dalam memberikan keputusan kepada Israel untuk melakukan gencatan senjata secara permanen” ujar kampanye solidaritas Palestina, pada kamis (21/12/2023)Baca Juga: Stritch Parent, Parenting Kuno: Pola Asuh Otoriter Pada Anak
Upaya PBB dalam mencapai resolusi genjatan senjata di Gaza juga semakin intensif. Namun, sayangnya pemungutan suara dalam pengambilan keputusan perlu ditunda untuk ketiga kalinya ditengah perbedaan kebijakan dalam pemerintahan Biden.
Kini, pemungutan suara berada dalam ketidakpastian, setelah AS menyuarakan “keprihatinan” terhadap rancangan resolusi yang diajukan. Semenatara itu, aksi demonstrasi solidaritas di ibu kota barat (London, Paris, Washington) mendapat kecaman dari pejabat Inggris dan mantan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman, karena dianggap mengandung isu kebencian.
Lalu apa yang menyebabkan, AS merasa berat untuk mnyetujui adanya resolusi genjatan senjata ini?
Mengutip dari Kompasiana, AS masih merasa keberatan terhadap isu penghentian permusuhan. Hal ini terjadi karena di masa lalu, AS menentang pernyataan mengenai penghentian permusuhan, sehingga sampai sekarang masih menjadi masalah tersendiri bagi AS.Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Bullying: Apakah Kamu Pernah Melakukan Salah Satunya?
Resolusi penghentian permusuhan juga menyerukan agar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membentuk sebuah sistem pemantauan pengiriman bantuan ke Gaza. Hal ini juga menjadi masalah bagi AS, karena akan mengabaikan proses pemeriksaan bantuan ke Israel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarbuana.com
Artikel Terkait
Terungkap Praktik Prostitusi di Rumah Kos: 2 Siswi SMA Digerebek, Ada Kondom Bekas Pakai
Ayah dan Anak di Ciamis hanya Minum Air karena Tak Punya Beras, Tinggal di Gubuk Reyot, Tak Terdata Penerima Bansos
Kenalan dengan Pria Ngaku Polisi hingga Kerap VCS, Wanita di Bekasi Berakhir Diperas
Diduga tak Tahan Nafsu, Andriansyah Nekat Perkosa Nenek-nenek Lansia Saat Mencuci di Pemandian Umum