Inilah Kenapa Desa Cepoko di Berbek, Kabupaten Nganjuk Selalu Menjadi Langganan Banjir

- Senin, 08 Januari 2024 | 10:31 WIB
Inilah Kenapa Desa Cepoko di Berbek, Kabupaten Nganjuk Selalu Menjadi Langganan Banjir

NGANJUK, JP Radar ­Nganjuk-Langganan Banjir saat Hujan Turun
Warga Dusun Tahunan, Desa Cepoko, Kecamatan Berbek, tidak bisa tidur lelap di musim hujan. Karena dusun tersebut menjadi langganan banjir. Saat hujan deras mengguyur Berbek maka dusun yang dipisahkan dengan Sungai Kuncir ini akan menerima banjir kiriman. Air dari pegunungan akan menyapu halaman dan rumah warga.

“Banjir di Dusun Tahunan terjadi sejak 2014 hingga sekarang,” keluh Dewi Sukarsih, 44 warga Dusun Tahunan, Desa Cepoko, Kecamatan Berbek kemarin. Kondisi anak Sungai Kuncir yang memiliki lebar hanya sekitar tiga meter tidak mampu menampung air kiriman dari pegunungan. Akibatnya, air melubar ke halaman, jalan, dan rumah warga. Arusnya sangat deras. Biasanya membawa berbagai material. Mulai dari sampah hingga kayu.

Seperti yang terjadi pada Kamis sore (4/1). Air bah tersebut membuat warga Dusun Tahunan waswas. Beruntung, air tersebut tidak lama. Hanya hitungan menit. Kemudian, surut. Karena masuk ke Sungai Kuncir. “Seperti numpang lewat saja airnya,” ungkap Dewi.

Sementara itu, Santoso, 58, tetangga Dewi mengaku waswas saat hujan turun. Semua anak dan orang tua dilarang keluar rumah. Karena jika air bah datang maka mereka bisa terseret arus. Kemudian, tenggelam. “Bahaya sekali karena arusnya sangat deras,” ujarnya.

Santoso ingin persoalan di Dusun Tahunan bisa segera teratasi. Karena kondisi ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali. Namun, sudah bertahun-tahun. Untuk itu pemkab harus segera mengatasi persoalan tersebut. “Bahaya bisa menyebabkan orang tenggelam karena terseret arus sungai,” ujarnya.

Baca Juga: Sudah Meninggal Tiga Hari, Perempuan Asal Wilangan Nganjuk Ditemukan Membusuk di Rumahnya

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk Suharono mengatakan, akan menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan terkait banjir di Dusun Tahunan. Pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya banjir susulan saat hujan turun. “Kami akan cek dulu ke lapangan. Bagaimana kondisi dan apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya,” ujarnya. 


Jembatan Gantung Butuh Perbaikan
Jembatan Cepoko yang menghubungkan Dusun Tahunan dengan Dusun Bayeman, Desa Cepoko, Kecamatan Berbek sudah berusia dua tahun dua bulan. Jembatan yang dibangun kerja sama MayBank Syariah, Jawa Pos Radar Nganjuk dan Daarut Tauhid (DT) Peduli ini membutuhkan perawatan. “Sejak diresmikan November 2021, warga yang merawat jembatan ini secara swadaya,” ujar Ahmad Thaib, 63, warga Desa Cepoko.

Padahal, fungsi jembatan perintis ini sangat penting. Warga di Dusun Tahunan dan Dusun Bayeman menggunakannya setiap hari. Mereka ke masjid, TPQ, dan balai desa dengan melewati jembatan tersebut. Karena jika harus melalui jembatan yang dibangun pemkab, jaraknya sekitar tiga kilometer. “Harus memutar kalau lewat jembatan kuncir,” ujar Thaib.

Karena itulah, Thaib dengan sukarela mewakafkan tanahnya untuk pondasi jembatan gantung itu. Dia juga dengan sukarela memperbaiki kayu-kayu jembatan yang sudah mulai lapuk. Harapannya, warga yang melintas di jembatan tidak terperosok. Karena jika terjatuh, risikonya sangat berbahaya. Jembatan tersebut ada di atas Sungai Kuncir yang penuh dengan bebatuan dan arus sungainya deras.

Baca Juga: Kandang Sapi Ludes Terbakar, Ini Penyebabnya

Thaib berharap, pemkab segera menindaklanjuti untuk memperbaiki jembatan tersebut. Karena warga sangat tergantung dengan adanya jembatan itu. “Jembatan ini sangat besar manfaatnya,” ujarnya.

Menurut Thaib, saat dibangunkan jembatan gantung, dia dan warga sangat senang dan mendukung. Harapannya, jembatan itu menjadi motivasi agar pemkab segera membangunkan jembatan permanen. Sehingga, warga Dusun Tahunan dan Bayeman tidak lagi memutar jika ingin ke sekolah, balai desa, atau masjid. “Seandainya belum mampu untuk membangun jembatan permanen. Mohon untuk diperbaiki jembatan gantung ini,” harapnya. 

BPBD Mulai Memetakan Titik Rawan Bencana Alam Kota Angin
Musim hujan di awal tahun 2024 harus diwaspadai. Karena di awal tahun ini sudah terjadi bencana alam. Mulai dari banjir di Desa Cepoko, Kecamatan Berbek hingga pohon tumbang di beberapa tempat di Kabupaten Nganjuk. Untuk pohon tumbang terjadi pada Kamis (4/1) di Kertosono dan Jumat (5/1) di Kecamatan Nganjuk. Karena itu pada 3 Januari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk sudah mengusulkan status tanggap bencana untuk Kabupaten Nganjuk. “Usulan status tanggap bencana ini sudah masuk ke bagian hukum Pemkab Nganjuk,” ujar Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Nganjuk Suharono.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarnganjuk.jawapos.com

Komentar