KLIKANGGARAN -- Militan Houthi Yaman menyerang sebuah kapal kontainer Amerika dengan rudal balistik pada hari Senin, demikian yang diumumkan oleh Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan resmi.
Serangan Houthi ini terjadi sebagai tanggapan atas perang Israel terhadap Hamas, dan para militan Houthi telah berjanji untuk menargetkan pengiriman pedagang di Teluk Aden.
Menurut pernyataan Komando Pusat, pada Senin sore, "Militan Houthi yang didukung Iran menembakkan rudal balistik anti-kapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan menyerang M/V Gibraltar Eagle, sebuah kapal kontainer berbendera Kepulauan Marshall, yang dimiliki dan dioperasikan oleh AS."
Meskipun serangan tersebut terjadi, tidak ada korban jiwa atau kerusakan signifikan yang dilaporkan, dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan setelah serangan.
Baca Juga: Sebut Jokowi Adil dan Memanusiakan Manusia, Maruarar Sirait Pamit pada PDIP
Sebelumnya pada hari Senin, pasukan AS telah mendeteksi peluncuran rudal balistik anti-kapal dari Yaman.
Namun, peluncuran tersebut gagal dalam penerbangan dan jatuh di daratan Yaman.
Serangan ini terjadi dalam konteks operasi militer yang dilakukan oleh AS dan Inggris di Laut Merah untuk menjaga rute pelayaran komersial antara Laut Arab dan Mediterania tetap terbuka melalui Terusan Suez.
Serangan tersebut telah menyebabkan perusahaan transportasi besar seperti Maersk, MSC, CMA CGM, dan Hapag-Lloyd mengubah rute pelayaran mereka di sekitar Tanjung Good Hope di Afrika Selatan.
Jalur ini merupakan sekitar 15% dari lalu lintas pelayaran dunia.
Sebelumnya, pasukan Inggris dan Amerika telah meluncurkan sekitar 70 serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman dengan hasil yang efektif, meskipun laporan New York Times menyebutkan bahwa hanya 25% aset militer Houthi yang berhasil dihancurkan dalam operasi tersebut.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dalam pidatonya di depan parlemen pada hari Senin, menyatakan bahwa Inggris siap untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan.
Sementara itu, pejabat Amerika mengungkapkan kepada New York Times bahwa AS juga dapat melancarkan serangan gelombang kedua.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: klikanggaran.com
Artikel Terkait
Ayah dan Anak di Ciamis hanya Minum Air karena Tak Punya Beras, Tinggal di Gubuk Reyot, Tak Terdata Penerima Bansos
Kenalan dengan Pria Ngaku Polisi hingga Kerap VCS, Wanita di Bekasi Berakhir Diperas
Diduga tak Tahan Nafsu, Andriansyah Nekat Perkosa Nenek-nenek Lansia Saat Mencuci di Pemandian Umum
VIRAL Prabowo Usir & Tak Izinkan Wartawan Liput Pidatonya di Danantara, Kenapa?