NARASIBARU.COM - Menjelang pemilu yang tinggal menghitung hari, tepatnya pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, masyarakat sudah mulai menentukan pilihannya.
Ada yang sudah memberikan dukungan bahkan dari sebelum pencalonan. Ada yang berubah pilihan karena komposisi paslon yang dinilai kurang tepat, ada pula yang makin bingung mau memilih yang mana dengan berbagai pertimbangan.
Apalagi setelah melihat visi misi masing-masing calon, kemudian melihat keberjalanan debat antar paslon, maka makin bingunglah sebagian masyarakat. Belum lagi dengan adanya berbagai konten media sosial yang menunjukkan kelebihan dan kekurangan tiap paslon.
Apakah kamu termasuk orang-orang yang masing bingung dalam menentukan pilihan nanti? Jangan khawatir karena tidak sedikit yang seperti itu. Nah, bagi orang-orang yang belum menentukan pilihannya, mereka disebut dengan Swing Voters.
Lalu, apa itu Swing Voters?
Swing voters adalah pemilih yang masih bingung terhadap pilihan politiknya. mereka memilih dengan penuh pertimbangan dan mengedepankan rasionalitasnya.
Sehingga, tidak heran dalam setiap kesempatan seperti setelah debat paslon, adu gagasan, hingga kampanye politik, swing voters ini dapat mengubah pilihannya. Apabila sebelumnya ia mendukung paslon A, kemudian dirasa gagasannya tidak lagi cocok dan relevan dengan dirinya, maka ia akan berubah haluan ke paslon lain yang menurutnya lebih baik.
Swing voters ini didominasi oleh pemuda yang masuk ke dalam generasi milenial dan generasi z. Generasi inilah yang tidak mudah terkena kampanye politik yang murahan yang menjual gimmick semata.
Dengan penuh pertimbangan, swing voters akan mencari kandidat terbaik untuk dipilihnya nanti ketika kontestasi politik telah tiba.
Tentu ini menjadi PR bagi tiap paslon dan timnya untuk bisa memunculkan gagasan terbaik dibanding paslon lainnya agar dapat menggaet suara swing voters.
Keberadaan swing voters juga menjadi hal baik, karena ia mengedepankan rasionalitasnya. Tidak serta merta setuju bahkan menjadi fanatik terhadap salah satu paslon yang berujung pada merendahkan paslon lain.
Kita sebagai masyarakat pun tidak boleh fanatik kepada paslon pilihan kita. Ingat bahwa ketika mereka terpilih, maka kitalah yang akan menagih janji-janji manis mereka. Jangan karena kita fanatik, kemudian membuat kita abai dengan segala keburukan yang terjadi.
Jangan pula mudah teriming-imingi dengan janji manis yang tidak rasional, ataupun konten media sosial yang terlalu mengelu-elukan salah satu paslon
Bijaklah dalam memilih, karena pilihan kita menentukan bagaimana kondisi negara dan pemerintahan kita selama 5 tahun mendatang.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarbuana.com
Artikel Terkait
Korban Penipuan Kacab Maybank Rp30 Miliar Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung
Berkedok Ritual, Dukun Cabul di Serang Setubuhi Wanita yang Terjerat Utang
Fenomena Bulan Merah Darah Muncul di Malam Ramadhan 2025, Pertanda Apa?
Viral Lumpur Lapindo di Sidoarjo Berhenti Menyembur, Begini Penjelasan Pakar