NARASIBARU.COM - Viral foto wajah tahanan narkoba Polres Parepare bengkak diduga akibat penganiayaan.
Kondisi wajah tahanan tersebut diduga bengkak sebelum yang bersangkutan meninggal dunia.
Alhasil keluarga curiga kematian tahanan tersebut bukan karena sakit melainkan akibat penganiayaan selama berada di dalam penjara.
Namun pihak dokter rumah sakit menyebut tahanan tersebut meninggal karena paru-paru.
Tahanan yang meninggal merupakan tersangka narkoba inisial MR (50).
Dalam foto beredar, terlihat MR sedang melakukan video call dengan keluarganya dengan latar belakang jeruji besi.
Dari foto itu juga terlihat tampang MR membengkak diduga babak belur.
"Iya ini foto waktu video call sama keluarga pada 28 Februari 2025 kemarin. Bengkak-bengkak itu mukanya habis dipukuli," kata kakak MR, Agusalim kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (5/4/2025).
Agusalim mengungkapkan, saat dirinya mendapatkan kabar adiknya babak belur itu dirinya sempat ingin melaporkan dugaan kekerasan kepada Propam.
Namun kata dia, MR meminta agar tidak melaporkan kejadian itu dikarenakan takut hukumannya diperberat.
"Waktu saya lihat begitu keadaannya (babak belur) saya inisiatif mau laporkan ke Propam. Tapi adik saya bilang 'Tidak usah-mi', karena takut panjang urusan," ungkapnya.
Dia pun mengomentari adanya kesimpulan dokter RSUD Andi Makkasau mengenai penyebab kematian adiknya itu.
Menurut Agusalim, dokter di RSUD Andi Makkasau Parepare tidak pernah menjelaskan penyebab kematian MR ke pihak keluarga.
"Justru saya heran dokter menyimpulkan kalau penyebab kematiannya karena penyakit paru-paru, justru dia (dokter) tidak pernah menjelaskan ke keluarga," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Parepare AKBP Arman Muis menepis MR babak belur saat berada di dalam sel tahanan narkoba Polres Parepare.
Dia berdalih, kamera handphone yang digunakan rusak sehingga MR terlihat babak belur.
"Terkait dengan gambar video call yang beredar, saya tidak mau menduga-duga. Saya punya CCTV di sini dan saya punya tim," ujarnya.
"Terkait video call kalau itu kameranya rusak bisa saja terlihat babak belur, ya kalau kamera rusak tidak bisa juga diinikan," kata Arman.
Sebelumnya diberitakan, Polres Parepare menghadirkan dokter spesialis paru RSUD Andi Makkasau, dr Nirmalasari SpP untuk menjawab dugaan penyebab kematian MR (50).
Dokter mengungkapkan, MR tiba di UGD RSUD Andi Makkasau dalam keadaan sesak nafas.
Kata dia, mengenai adanya luka lebam di tubuh MR dan dugaan tulang rusuk patah, dirinya tidak mendapatkan luka itu selama pemeriksaan.
"Kami ada kode etik tidak bisa menyebarkan informasi penyakit klinis dari pasien. Saya cuma memberikan gambaran, saat masuk dan diterima di UGD pasien memang sudah sesak nafas," kata dr Nirmalasari.
"Mengenai lebam dan patah, sesuai pemeriksaan saya itu tidak ada menunjukan patah," ucapnya lebih lanjut.
Dia pun belum ingin mengutarakan secara lengkap penyebab kematian MR.
"Kalau penyebab kematian, kami belum bisa memberikan informasi karena kerahasiaan dari pasien," ujarnya.
Keluarga curiga MR dianiaya
Pihak keluarga menduga MR meninggal dunia setelah menerima kekerasan fisik yang dilakukan oknum polisi Polres Parepare.
"Ini adek saya. Meninggal dunia kemarin malam," kata kakak korban, Agusalim saat ditemui Tribun-Timur.com, Kamis (3/4/2025) malam.
Agusalim mengungkapkan, adiknya menghembuskan nafas terakhirnya setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau pada Rabu (2/4/2025) kemarin.
Kata dia, sebelum menjalani perawatan di ruah sakit, MR sudah mengeluhkan sakit di dalam sel narkoba Polres Parepare di Lariang Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki.
"Malam takbiran itu, ada keluarga datang menjenguk memberikan makanan. Di sana adik saya sudah tidak bisa bergerak karena sakit, makanya kami meminta izin polisi agar dilarikan ke rumah sakit, tapi korban disuruh jalan kaki ke rumah sakit dengan keadaan seperti itu," ungkapnya.
"Sempat di RS Khadijah tapi ditolak, kemudian dirujuk ke RSUD Andi Makkasau," ucapnya.
Di rumah sakit, keluarga sudah curiga dikarenakan sekujur tubuh MR lebam.
Bahkan, tulang rusuk MR diduga patah.
Agusalim mengucapkan, adiknya itu sempat menceritakan kepada beberapa saudaranya yang lain, kalau selama di dalam sel dirinya sering dianiaya oleh oknum polisi.
"Sadar sebelum masuk ruang ICU, itu mi dia masih bicara di ruang perawatan kepada adik saya kalau dia sering dipukuli. Setelah itu masuk ICU meninggal mi juga," ujarnya.
"Banyak luka lebam di tubuhnya, kemudian tulang rusuknya itu menonjol seperti patah. Makanya kami duga itu yang membuatnya sakit terus meninggal," ujarnya lebih lanjut.
Pihak keluarga pun telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke pihak Propam Polres Parepare.
"Sudah kami laporkan ke Propam, kami minta keadilan di sini. Polisi yang menganiaya adik kami harus ditindak," kata Agusalim.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Kisah Pilu Tahanan Narkoba Sebelum Tewas, VC Terakhir Lebam, Kapolres Sebut Efek Kamera
Ajudan Kapolri Diduga Pukul Wartawan, Listyo Sigit Minta Maaf
Terciduk Jalan Bareng Pelakor, Oknum Polisi di Makassar Dilabrak Istri Sah
Jurnalis Media Online Tewas dalam Kamar Hotel di Jakbar, Keluarga Curiga Korban Dibunuh