JAKARTA, NARASIBARU.COM - Debat Cawapres pada Jumat malam (22/12/2023) menjadi sorotan publik setelah pernyataan kontroversial Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2.
Dalam menjawab pertanyaan Cawapres Mahfud MD mengenai perbedaan rasio pajak dan penerimaan pajak, Gibran mengungkapkan pandangannya dengan cara yang mengejutkan.
Gibran menyamakan para wajib pajak dengan binatang di kebun binatang. "Kami ini tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Kami ingin memperluas kebun binatang, kami tanami, binatangnya kami gemukkan, buka dunia usaha baru," ungkapnya.
Putra sulung Presiden Jokowi menambahkan bahwa menurutnya, hanya 30 persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki NPWP.
Dia berpendapat bahwa pendekatan terhadap pajak harus melibatkan intensifikasi dan ekstensifikasi, namun tanpa memberatkan UMKM dengan memberikan kebijakan pajak nol untuk usaha yang memiliki omset di bawah Rp500 juta.
Gibran juga menyuarakan niatnya untuk membentuk badan penerimaan pajak yang langsung dikomandoi oleh presiden. Langkah ini dianggapnya dapat meningkatkan komunikasi antar badan atau kementerian secara lebih efisien.
Tidak lama setelah pernyataan Gibran mencuat, komika terkenal, Abdurrahim Arsyad, ikut angkat bicara melalui akun media sosialnya.
"Capek-capek bayar pajak baru disamakan dengan binatang," tulis Abdur di media sosial Twitter.
Sebagian netizen mencoba membela Gibran dengan mengatakan bahwa Abdur tidak memahami analogi.
Namun, Abdur dengan tajam menjawab, "Justru karena saya paham analogi, makanya saya sadar itu adalah cara analogi yang buruk."
Melalui pernyataannya, Gibran mencoba menyampaikan pendekatan baru terhadap pajak di Indonesia.
Meskipun terkesan kontroversial, konsep memperlakukan wajib pajak seperti binatang dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kebebasan dan kemudahan kepada para kontributor pajak.
Pernyataan Abdur, mencerminkan sikap kritis terhadap cara Gibran menyampaikan gagasannya.
Menggambarkan bayar pajak sebagai sesuatu yang melelahkan seperti "capek-capek" adalah cara Abdur untuk mengingatkan bahwa wajib pajak seharusnya dihargai, bukan dianggap sebagai hewan di kebun binatang.
Sebuah debat yang meriah dan penuh warna, memperlihatkan kompleksitas diskusi mengenai perpajakan di Indonesia. Apakah pandangan Gibran akan merubah paradigma perpajakan di tanah air?
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokbaca.id
Artikel Terkait
Geram Gibran Diminta Mundur, Teddy Gusnaidi Beri Pembelaan: Apakah Kalau Mau Jadi Wakil Presiden Harus Berpengalaman Jadi Wapres?
Tuntutan Pergantian Wapres Harus Ditanggapi Serius Presiden, Itu Pak Try, bukan Purnawirawan Kelas Abal-abal
Ogah Dukung Gibran, PAN Siap Majukan Kader di Pilpres 2029
Gus Nur Bebas! Dulu Dipenjara usai Bahas Dugaan Ijazah Palsu Jokowi: Saya Akan Lanjutkan Jihad!