JAKARTA, NARASIBARU.COM - Suasana debat cawapres kedua yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu malam, 21 Januari 2024, menghadirkan gelombang kritik.
Salahsatunya adalah dari puteri Gus Dur yakni Yenny Wahid, Ia mengkritik terhadap sejumlah gimik yang ditunjukkan oleh Gibran Rakabuming.
Yenny Wahid, Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, tidak segan mengutarakan pandangannya terkait sikap kontroversial Gibran dalam menyikapi pertanyaan dan berinteraksi dengan Mahfud MD.
Dalam pandangan Yenny Wahid, beberapa aksi gimik yang dilakukan oleh Gibran terkesan melecehkan dan tidak pantas untuk dilakukan dalam sebuah debat tingkat presiden.
"Ya itu kan kesannya melecehkan sekali. Menurut saya itu debat, dan enggak perlu seperti itu," ujarnya.
Yenny Wahid menegaskan bahwa dalam suasana debat, seharusnya para kandidat capres dan cawapres dapat saling menunjukkan rasa hormat.
Menurutnya, mereka semua adalah tokoh yang dianggap layak sebagai calon pemimpin, sehingga sepatutnya memperlihatkan etika dan sikap yang baik dalam berdebat.
"Anak muda tidak punya etika. Justru, mereka yang merasa mewakili anak muda justru harus menunjukkan bahwa anak muda itu punya etika, anak muda itu bisa mengekspresikan dirinya dengan penuh hormat kepada orang lain," papar Yenny.
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah ketika Gibran Rakabuming mengajukan pertanyaan mengenai greenflation, suatu istilah yang merujuk pada kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau. Respons kurang positif dari Mahfud MD membuat suasana semakin memanas.
Gibran menyebut Mahfud merasa tersinggung dengan pertanyaannya dan bahkan menilai pertanyaannya sebagai pertanyaan menjebak.
"Sepertinya Prof. Mahfud agar ngambek kalau diberikan pertanyaan agak sulit dikomentari pertanyaan receh. Kalau receh ya dijawab," ungkap Gibran.
Mahfud MD, di sisi lain, tampak enggan merespons lebih lanjut terhadap pertanyaan kontroversial yang dilontarkan oleh Gibran. Menurutnya, pertanyaan tersebut dianggap terlalu receh dan hanya bermaksud menjatuhkannya.
Sejauh ini, kontroversi dan ketegangan di antara kedua kandidat cawapres ini terus menjadi sorotan. Debat ini seolah menjadi panggung di mana ideologi dan karakter masing-masing kandidat diuji.
Meskipun demikian, pertanyaannya, apakah gimik seperti ini menjadi refleksi dari politik modern ataukah justru mencerminkan etika politik yang semakin merosot?
Sekali lagi, kita melihat bahwa perhelatan debat tingkat nasional tidak hanya mempertaruhkan perbedaan pandangan dan solusi bagi bangsa ini, tetapi juga menyoroti bagaimana setiap kandidat bersikap dalam menghadapi kritik dan tantangan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokbaca.id
Artikel Terkait
Gerah Dituding Kirim Utusan ke PDIP Agar Tak Dipecat, Jokowi: Kepentingan Saya Apa? Logikanya Dipakai!
NGERI! Jenderal Maruli Simanjuntak Cari Orang Yang Protes Seskab Teddy Naik Pangkat
Jadi Sorotan! Teddy Sudah Letkol, Lettingnya Lulusan Terbaik Akmil 2011 Masih Berpangkat Kapten
VIRAL Momen Akrab Andre Rosiade dengan Riva Siahaan, Publik: Pantas Dia Benci & Ngamuk ke Ahok!