SERU! Perseteruan Jokowi-PDIP Bisa Berlanjut ke Saling Bongkar Kasus

- Senin, 17 Maret 2025 | 15:40 WIB
SERU! Perseteruan Jokowi-PDIP Bisa Berlanjut ke Saling Bongkar Kasus




NARASIBARU.COM - Pengamat politik Yusak Farhan memperkirakan perang terbuka antara Joko Widodo dengan PDIP akan terus memasuki lembaran-lembaran baru.


Perseteruan Jokowi dan PDIP yang berkelanjutan tersebut berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.


"Kalau jokowi berkelahi terus dengan PDIP, prabowo yang repot. Stabilitas pemerintahan bisa terganggu," ujar Yusak, Senin (17/3/2025).


Kekinian menurut Yusak, Jokowi sedang bermain drama agar mendapat simpati dan dukungan publik. 


Imbas dari perseteruan tersebut, keduanya kemungkinan saling bongkar kasus.


"Tidak menutup kemungkinan kedua kubu akan saling bongkar kasus-kasus baru. Ini yang akan merepotkan Prabowo di tengah upaya menjaga keseimbangan antarkeduanya," kata Yusak.


Sebelumnya, Yusak menilai pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik yang menyebut Joko Widodo bukan tidak mungkin menghancurkan PDIP bukan sekadar ancaman. 


Menurutnya Jokowi memang tidak tinggal diam sejak lama.


Yusak menyebut, kalaupun selama ini Jokowi terkesan "diam", bukan berarti Presiden ke-7 RI tersebut tidak melawan PDIP. 


Ia berujar sejak Pilpres, Jokowi sudah menyatakan perang terhadap PDIP.


"Jadi kalau Projo mengancam Jokowi akan menghancurkan PDIP jika diserang terus, ya operasi penghancuran itu sebenarnya sedang dijalankan," kata Yusak.


Menurut Yusak, dalam batas nalar akal sehat, tidak mungkin Jokowi tidak bereaksi ketika dipecat oleh PDIP.


"Dengan kata lain, Jokowi bukan diam. Bahwa sabar itu batasnya, saya kira itu bahasa playing victim Jokowi saja yang seolah-olah dizalimi PDIP," ujar Yusak.


Pernyataan Projo


Wakil Ketua Umum (Waketum) Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik menanggapi soal pernyataan politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli soal sikap kontroversi presiden ke-7, Joko Widodo.


Kontroversi ini karena Joko Widodo mengaku hanya bisa diam saat dicela. 


Namun menurut PDIP, Jokowi selalu menanggapi ke media. Bahkan layaknya minum obat, bisa tiga kali dalam sehari.


Menurut Freddy, kesabaran seseorang memiliki batas. Tidak mungkin seseorang hanya diam secara terus menerus, meski telah dihina, dicela, bahkan difitnah.


“Faktanya selama ini memang beliau selalu diam setiap dicela, dihina, difitnah, tapi semua orang mempunyai batas kesabaran, termasuk seorang Jokowi yang juga merupakan manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran,” kata Freddy, saat dikonfirmasi, Minggu (16/3/2025).


Freddy juga menilai saat ini PDIP telah di luar batas. PDIP sudah dianggap sangat keterlaluan terhadap mantan Walikota Solo ini.


“Kami melihat PDIP sudah sangat keterlaluan kepada Jokowi, PDIP lupa bahwa Jokowi adalah Presiden 2 periode yang banyak pendukung dan dicintai rakyat,” jelasnya.


Freddy kemudian juga menyinggung soal Pilpres 2024. PDIP yang saat itu mengusung Ganjar-Mahfud harus menelan pil pahit lantaran kalah dalam perolehan suara.


“Lihat saja di Pilpres 2024 begitu Jokowi memainkan kekuatannya maka calon PDIP langsung terkapar hanya dapat 16 persen,” katanya.


Jika PDIP masih terus mengganggu Jokowi, kata Freddy, bisa saja Jokowi bakal melakukan perlawanan dengan menghancurkan PDIP dengan caranya.


“Sekarang kalau PDIP terus mengganggu Jokowi bukan tidak mungkin Jokowi juga akan melawan dan akan menghancurkan kembali PDIP dengan cara caranya, walaupun beliau sudah tidak Presiden lagi,"


Sebabnya, Freddy meminta partai dengan logo banteng bermoncong putih itu tidak usah menyinggung soal Jokowi.


“Kami meminta kepada PDIP agar segera move on dari Jokowi, tidak usah lagi menyerang Jokowi dan keluarganya,” pungkas Freddy.


Makin Panas Hubungan Jokowi-PDIP


Hubungan antara PDIP dengan Jokowi makin memanas. Jokowi merasa terus disudutkan oleh sejumlah politisi PDIP.


Jokowi mengaku kesabaran ada batasnya. Ia bahkan menyebut kabar tersebut tidak benar.


"Enggak ada, ya harusnya disebutkan siapa, begitu loh biar jelas. Enggak ada," ujar Jokowi baru-baru ini.


Peristiwa terbaru adalah kabar tentang utusan misterius yang mengancam melakukan kriminalisasi kalau tidak mengembalikan status Jokowi sebagai kader PDIP.


Jokowi mempertanyakan apa kepentingannya mengirim utusan ke PDIP yang meminta supaya dirinya tak dipecat.


"Lha apa, kepentingannya apa saya mengutus untuk itu," tanya dia.


Pernyataan yang menyudutkan Jokowi sebelumnya dilontarkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus di sela-sela acara konferensi pers yang digelar di DPP PDIP Jakarta, Rabu (12/3) lalu.


Dedy mengatakan, bahwa ada pihak yang berupaya meminta supaya Sekretaris Jenderal partai Hasto Kristiyanto segera dipecat dan memulihkan keanggotaan Presiden ke 7 Joko Widodo alias Jokowi.


Deddy mengungkapkan, permintaan khusus itu datang pada tanggal 14 Desember 2024 lalu melalui seseorang.


Jika permintaan itu tidak dipenuhi oleh PDIP, kata Deddy, bakal ada 9 orang kader PDIP yang bakal diciduk oleh Kepolisian dan KPK.


"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa sekjen harus mundur, lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar 9 orang dari PDIP yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK," ujar Dedy.


Sumber: Suara

Komentar