NARASIBARU.COM - Presiden Prabowo Subianto meminta agar para jajarannya memperbaiki komunikasi ke masyarakat atas sejumlah narasi yang belum sempurna.
Utamanya, ketika kepemimpinannya banyak melahirkan kebijakan baru.
Hal ini dikatakan Prabowo dalam sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
"Mungkin karena banyaknya inisiatif kita, banyaknya terobosan kita, banyaknya kebijakan kita, mungkin narasi ke rakyat mungkin kurang sempurna, kurang intensif. Ini saya kira perlu kita perbaiki komunikasi kita kepada rakyat," kata Prabowo, Jumat.
Prabowo mengungkapkan, narasi atau komunikasi ke rakyat perlu diperbaiki lantaran sudah banyak sekali yang dilaksanakan semenjak sidang kabinet sebelumnya.
Ia pun mengaku terkesan atas banyaknya kebijakan yang dikeluarkan tersebut.
"Saya juga terus terang saja sangat terkesan dengan banyaknya kebijakan yang bisa kita keluarkan dalam waktu singkat. Dan ini karena kerja keras para menteri, para wamen, para kepala badan," tutur dia.
Lebih lanjut Prabowo mengungkapkan, dirinya sudah merasakan kerja sama kementerian/lembaga hingga sekitar 150 hari pertama pemerintahan.
Meski ia tidak memungkiri, para menteri dan kepala lembaga memerlukan waktu untuk penyesuaian.
Menurutnya, perlu kerja sama yang baik antar seluruh kementerian/lembaga pada masa awal kepemimpinan.
Menurut Prabowo, segala hal yang berhasil dicapai tidak mungkin terlaksana tanpa kerja keras sebagai tim. Untuk itu, ia meminta kerja sama tim terus diperkuat.
"Tentunya kita pasti memerlukan waktu penyesuaian tetapi saya merasakan ada kerja sama yang baik dan ada pekerjaan yang cepat, yang sangat intensif dan sungguh-sungguh dari saudara-saudara sekalian. Ini saya rasakan sebagai pimpinan saudara-saudara," tandasnya.
Kontrovesi Hasan Nasbi
Di tengah upaya Prabowo membenahi cara berkomunikasi jajarannya, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi justru mengeluarkan pernyataan yang menuai polemik ketika merepons teror kepala bagi kepada jurnalis Tempo.
Alih-alih mengutuk, Hasan justru meminta jurnalis Tempo memasak kiriman kepala babi yang dikirim oleh orang tidak dikenal.
"Sudah dimasak aja," tegas Hasan.
Hasan menilai kasus ini bukan menjadi ancaman bagi wartawan. Penyebabnya, dia menjelaskan bahwa melihat sikap jurnalis yang diteror tersebut mengunggah cerita di media sosial tampak santai menanggapi teror kepala babi.
“Saya lihat ya saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo itu, itu dia justru minta dikirimin daging babi. Ya sama artinya dia ga terancam kan. buktinya dia bisa bercanda. Kirimin daging babi,” tuturnya.
Kebebasan Pers Era Prabowo
Kendati demikian, Hasan menegaskan bahwa pemerintah tidak terkait dengan kejadian tersebut dan tidak ingin dikait-kaitkan dengan hal itu.
"Kami sudah mengetahui bahwa hal ini telah diadukan ke Dewan Pers. Tapi kita kan tidak tahu, ini masalah mereka dengan entah siapa, entah siapa yang mengirim. Buat saya, tidak bisa kita tanggapi apa-apa. Ini problem mereka, entah dengan siapa," ujar Hasan.
Dia juga menyoroti bahwa reaksi penerima teror pun terkesan santai, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.
“Apakah itu benar-benar ancaman atau hanya lelucon? Saya lihat juga mereka menanggapinya dengan jokes. Jadi menurut saya, tidak usah dibesar-besarkan,” tambahnya.
Hasan menegaskan bahwa kebebasan pers di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tetap terjaga.
Dia menepis anggapan bahwa ada tekanan atau intimidasi terhadap media.
Hasan juga mencontohkan bahwa media seperti Tempo masih bebas menulis berita kritis dan menyiarkan program seperti Bocor Alus.
"Itu artinya pemerintah tidak ikut campur, tidak mengganggu sama sekali,” ujarnya
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Reza Indragiri: Sekiranya Kepala Babi Dikirim ke Jokowi, Apakah Saran Hasan Nasbi Sama?
Mahfud MD: Kampus Kini Lebih Politis, Jual Beli Gelar & Ijazah Bahkan Tidak Malu Lagi
Said Didu Sebut Pemerintah dan TNI Masuk Jebakan Geng Solo dan Parcok, TNI jadi Dibenci Rakyat
Daftar Lengkap Pengurus Danantara Resmi Diumumkan, Pengamat: Indonesia Makin Gelap dan Pahit!