Kongres PSI di Solo, Seluruh Peserta Wajib Berpakaian Putih Hitam, Sinyal Jokowi Gabung?

- Kamis, 17 April 2025 | 16:35 WIB
Kongres PSI di Solo, Seluruh Peserta Wajib Berpakaian Putih Hitam, Sinyal Jokowi Gabung?




NARASIBARU.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan menggelar kongres pertama di Kota Solo pada bulan Juli 2025.


Kongres ini sangat ditunggu publik, karena menyiratkan suasana misterius.


Bukan hanya siapa calon ketua umum PSI, namun juga busana yang dikenakan peserta.  


Informasi yang diterima, seluruh peserta kongres telah mendapat instruksi khusus dari internal partai untuk mengenakan pakaian bernuansa putih dan hitam. 


Tentu ini bikin penasaran, ada kesan warna putih hitam tersebut dipakai sebagai bentuk penyambutan kepada sosok tokoh penting yang dikenal kerap mengenakan kombinasi pakaian dengan warna serupa. 


Pakaian putih hitam selama ini kerap digunakan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi. 


Apakah ini signal Jokowi akan bergabung dengan PSI? 


Pengamat Komunikasi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Abdul Hakim menyebut akan ada dampak yang sangat signifikan bagi PSI andaikan Jokowi benar-benar bergabung. 


"Bergabungnya Jokowi ke PSI itu akan punya dampak yang signifikan. Saya melihat akseptabilitas, pengaruh pak jokowi di Pilpres terakhir, dan bagaimana beliau masih memberikan pengaruhnya ya pasca tak lagi menjabat presiden," ujar Abdul Hakim, dalam podcast, Senin (14/4/2025). 

Bahkan kehadiran Jokowi nantinya di tubuh PSI diyakini bisa mengubah peta partai politik di Indonesia. 


PSI disebutnya akan naik kelas dan menjadi partai politik kelas menengah. 


"Bisa langsung mengubah PSI sampai minimal jadi partai kelas menengah. Seimbang dengan NasDem, mengimbangi Demokrat. Jadi itu memang kekuatan yang luar biasa sekali," katanya. 


Namun, bergabungnya Jokowi ke PSI diprediksi tak akan berjalan secara mulus. Banyak tantangan yang harus dilewati. 


Termasuk untuk mendapatkan persetujuan para kelompok relawan Jokowi. 


Ada anggapan, kata Abdul Hakim, bahwa kelompok relawan Jokowi ini merasa lebih besar daripada parpol, khususnya PSI. 


"Jadi pertanyaannya PSI bisa ke sana kalau misalnya bisa diterima juga oleh kelompok relawan Jokowi. Problemnya relawan Jokowi sekarang itu sudah memiliki struktur hingga mekanisme sendiri dan nggak gampang juga diserap parpol," katanya. 


Oleh karena itu, benar tidaknya rumor bergabungnya ke PSI ini hanya bisa dijawab oleh Jokowi sendiri. 


Sebab persetujuan Jokowi jugalah yang akan membuat para relawan mendukung keputusan tersebut. 


"Sekali lagi itu terjadi gara-gara pak Jokowi. ProJo dan kelompok relawan lainnya itu kekuatan ujungnya adalah sosok Jokowi. Kalau pak jokowi menginginkan semuanya gabung PSI, ya itu yang akan terjadi," ucapnya. 


Dalam pemilihan ketua umum PSI yang baru nanti akan menggunakan konsep one man one vote.


Menurut Abdul Hakim, konsep ini seolah membuat pemilihan sangat terbuka sehingga siapapun bisa terpilih. 


Hanya saja, konsep one man one vote sebenarnya justru menguntungkan nama-nama yang sudah populer. 


"One man one vote untuk pemilihan ketum itu sangat dipengaruhi oleh popularitas dan akseptabilitas seorang sosok," katanya.


Ketua DPW PSI Jawa Tengah Antonius Yoga Prabowo sempat menyebut sejumlah nama sudah masuk ke dalam bursa ketum PSI, beberapa waktu lalu. 


Nama-nama itu mencakup Ketua Umum PSI saat ini yakni Kaesang Pangarep, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP PSI, Agus Herlambang hingga Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia, Isyana Bagoes Oka.


Dengan konsep one man one vote ini sekitar 2.000-an kader yang hadir bakal memiliki hak suara dalam menentukan pemimpinnya.


Abdul Hakim menegaskan sosok yang paling populer diantara para kader partai berlambang mawar itu berpotensi menjadi ketum terpilih. 


"Pertanyaannya adalah dari antara ribuan orang itu siapa sih nama yang paling populer. Karena orang yang datang, kemudian disodori nama yang tidak familiar, kemungkinan dipilihnya kecil," kata dia. 


"Sehingga saya pikir secara mekanisme (konsep one man one vote) itu sangat terbuka. Tetapi secara psikologi politik itu sebenarnya menguntungkan tokoh-tokoh tertentu saja," imbuhnya. 


Lebih lanjut, Abdul Hakim tak menampik nama Kaesang hingga Isyana Bagoes Oka akan lebih berpeluang memegang tampuk kepemimpinan di PSI mengingat sosoknya yang sudah dikenali para kader. 


"Ya, memang (potensi terpilih) justru mengerucut ke nama-nama yang sudah populer diantara para kader PSI," pungkasnya. 


Sumber: Tribun

Komentar